“Kami harus mengambil keputusan yang mungkin membutuhkan pengorbanan dari semua orang,” ujarnya.
Baca juga: Kepala Kreatif Olimpiade Tokyo Ini Mundur setelah Lecehkan Pelawak Perempuan
Sementara itu CEO panitia penyelenggara sepertinya mengesampingkan kemungkinan masuknya penggemar yang menerima tiket dari sponsor berkantong tebal.
"Jika mereka adalah bagian dari pengoperasian perlombaan, dan agak terlibat dengan penyelenggaraan turnamen, maka masih ada kemungkinan bisa masuk ke Jepang," kata Muto.
“Tetapi hanya sebagai penonton yang menonton pertandingan. Mereka tidak akan diizinkan untuk masuk.”
Beban keuangan dari penjualan tiket yang hilang ditanggung Jepang. Anggaran panitia penyelenggara lokal mengharapkan pendapatan 800 juta dollar AS (Rp 11,5 triliun) dari penjualan tiket. Ini adalah sumber pendapatan terbesar ketiga dalam anggaran yang dibiayai swasta.
Setiap kekurangan anggaran harus ditanggung oleh entitas pemerintah Jepang.
"Pendapatan tiket akan menurun. Itu sangat jelas pada saat ini," kata Muto.
CEO panitia penyelenggara Olimpiade Jepang itu juga mengisyaratkan lebih banyak pemotongan untuk orang-orang di luar atlet Olimpiade. Sebab sukarelawan dari luar negeri juga akan "ditangani dengan cara yang sama", meski rinciannya akan disampaikan kemudian.
“Tapi tentang orang lain yang terkait dengan permainan atau apakah kami harus mempertahankan jumlah yang sama atau mungkin kami harus mengurangi jumlahnya. Itu adalah konsensus. Itu premisnya,” ujarnya.
Secara keseluruhan, Jepang secara resmi mengeluarkan 15,4 miliar dollar AS (Rp 221,3 triliun) untuk menyelenggarakan Olimpiade.
Beberapa audit pemerintah mengatakan biaya sebenarnya mungkin dua kali lipat.
Semua kecuali 6,7 miliar dollar AS (Rp 96,3 triliun) adalah uang publik "Negeri Sakura", dan sebuah penelitian Universitas Oxford mengatakan ini adalah Olimpiade termahal yang pernah tercatat.
Sekitar 4,45 juta tiket terjual kepada warga Jepang. Panitia diharapkan bulan depan mengumumkan kapasitas di tempat-tempat yang sekarang hanya akan ditempati oleh penduduk setempat.
Larangan penggemar dari luar negeri datang hanya beberapa hari sebelum estafet obor Olimpiade dimulai Kamis (25/3/2021) dari prefektur Fukushima di timur laut Jepang.
Rangkaian pembukaan Olimpiade ini akan berlangsung selama 121 hari, melintasi Jepang dengan 10.000 pelari. Estafet akan berakhir pada 23 Juli pada upacara pembukaan di Stadion Nasional di Tokyo.