Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Finlandia Kembali Jadi Negara Paling Bahagia Sedunia, di Mana Posisi Indonesia?

Kompas.com - 19/03/2021, 18:20 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

HELSINKI, KOMPAS.com – Selama empat tahun berturut-turut, Finlandia dinobatkan sebagai negara paling bahagia di dunia menurut sebuah laporan tahunan terbaru yang disponsori PBB.

Laporan tahunan berjudul World Happiness Report tersebut dirilis pada Jumat (19/3/2021) sebagaimana dilansir AFP.

Para peneliti di balik World Happiness Report menggunakan metode analisis Gallup dan meminta orang-orang di 149 negara untuk menilai kebahagiaan mereka sendiri.

Dalam menyusun laporan tersebut, para peneliti juga mempertimbangkan indikator lain seperti PDB, dukungan sosial, kebebasan pribadi, dan tingkat korupsi setiap negara.

Baca juga: Hotel Bintang 5 Jualan Nasi Bungkus Rp 7.000, Koki: Biar Pembeli Bahagia

Indikator-indikator tersebut dirata-rata selama tiga tahun terakhir mulai 2018 hingga 2020.

Setelah Finlandia, negara-negara paling bahagia di dunia secara berturut-turut adalah Denmark, Swiss, Islandia, dan Belanda.

Daftar negara paling bahagia dalam laporan World Happiness Report yang dirilis pada Jumat (19/3/2021).WORLD HAPPINESS REPORT Daftar negara paling bahagia dalam laporan World Happiness Report yang dirilis pada Jumat (19/3/2021).

Indonesia berada pada peringkat 82 dari daftar tersebut. Sementara itu, Afghanistan berada pada peringkat paling bawah dan dinobatkan sebagai negara paling tidak bahagia di dunia pada tahun ini.

Para peneliti juga membandingkan data tahun ini dengan rata-rata tahun sebelumnya untuk mengukur dampak pandemi Covid-19.

Baca juga: Trump Disebut Lebih Bahagia Setelah Lengser dan Tidak “Main” Twitter

Hasilnya, mereka menemukan frekuensi emosi negatif yang lebih tinggi secara signifikan di lebih dari sepertiga negara.

Kendati demikian, emosi positif tetap meningkat di 22 negara meski dunia sedang dilanda pandemi Covid-19.

Salah satu penyusun laporan tersebut, John Helliwell, mengatakan bahwa secara rata-rata, tidak ada penurunan kesejahteraan ketika diukur dengan evaluasi setiap individu terhadap kehidupan mereka.

"Satu penjelasan yang mungkin adalah bahwa orang melihat Covid-19 sebagai ancaman umum dari luar yang memengaruhi semua orang dan ini telah menghasilkan rasa solidaritas yang lebih besar," imbuh Helliwell.

Baca juga: Menteri Agama Afghanistan: Rakyat Bahagia atas Kunjungan Jusuf Kalla

Sedangkan anggota lain yang menyusun laporan itu, Jeffrey Sachs, memperingatkan bahwa orang-orang perlu segera belajar dari Covid-19.

Dia menambahkan, orang-orang seharusnya berfokus pada kesejahteraan, bukan sekadar kekayaan.

Selama pandemi Covid-19, Finlandia telah melaporkan kasus virus corona terendah di Eropa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com