Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Eutanasia dan Bunuh Diri dengan Bantuan, Bedanya Apa?

Kompas.com - 19/03/2021, 12:58 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

BERN, KOMPAS.com - Seorang memilih untuk mendapatkan bantuan untuk meninggal dahulu dari pada merasakan tahap akhir dari penyakit neuron motoriknya dengan menanggung rasa sakit.

Apakah kamu tahu ada praktik eutanasia dan bunuh diri dengan bantuan, yang sama-sama untuk membantu mengakhiri hidup orang lain? Tapi, apa bedanya? 

Baca juga: Spanyol Sahkan UU Eutanasia untuk Bantu Seseorang Mengakhiri Hidup

Eutanasia

Eutanasia adalah tindakan mengakhiri hidup dengan sengaja untuk menghilangkan penderitaan, contohnya suntikan mematikan yang diberikan oleh dokter, seperti yang dilansir dari BBC pada Jumat (19/3/2021). 

Belum lama ini pada Kamis (18/3/2021) di Spanyol mengesahkan UU eutanasia. 

UU itu mengizinkan orang dewasa dengan penyakit "serius dan tak tersembuhkan" yang menyebabkan "penderitaan tak tertahankan" untuk memilih mengakhiri hidupnya.

Pada 2020, Mahkamah Agung Inggris memutuskan bahwa izin hukum tidak lagi diperlukan untuk melakukan pengobatan kepada pasien dalam keadaan penyakit permanen.

Baca juga: Ingin Bunuh Diri Saat Hamil, Meghan: Kerajaan Khawatir Kulit Archie Gelap

NHS mengatakan menarik pengobatan yang menopang hidup dapat menjadi bagian dari perawatan paliatif yang baik dan tidak boleh disamakan dengan eutanasia.

Pada 2016, di Belanda di mana eutanasia legal, Mark Langedijk diberi perawatan yang mengakhiri hidupnya, setelah ia bertahun-tahun menderita dari alkoholisme, depresi, dan kegelisahan.

"Bagi saya sangat penting untuk memastikan bahwa semua orang tahu kami melakukan segalanya dan beberapa orang tidak dapat disembuhkan," kata saudara Langedijk, Marcel kepada BBC.

Bunuh diri dengan bantuan

Membantu orang lain untuk bunuh diri dengan sengaja dikenal sebagai bunuh diri dengan bantuan.

Tindakan ini dapat mencakup memberi seseorang dengan obat penenang untuk mengakhiri hidupnya atau membelikan mereka tiket ke Swiss, di mana bunuh diri dengan bantuan legal.

Di Inggris dan Wales, mendorong atau membantu orang untuk bunuh diri adalah ilegal.
Mereka yang dinyatakan bersalah dapat menghadapi hukuman 14 tahun penjara. Hukum serupa juga ada di Irlandia Utara.

Tidak jarang polisi mewawancarai kerabat setelah orang yang dicintai mengakhiri hidup mereka di Dignitas, organisasi yang menyediakan bantuan atau pendampingan bunuh diri.
Di Skotlandia tidak ada pelanggaran khusus untuk bunuh diri yang dibantu.

Namun, mereka yang benar-benar membantu seseorang untuk mati dapat dituntut dengan pelanggaran umum, seperti pembunuhan yang dapat disalahkan, atau bahaya yang sembrono.

Baca juga: Alat Kelaminnya Bengkak Saat Dibesarkan lewat Operasi, Seorang Koki Bunuh Diri

Bantuan kematian saat sekarat

Berbeda dengan eutanasia dan bunuh diri dengan bantuan, kematian dengan bantuan hanya berlaku untuk orang yang sakit parah.

Kelompok kampanye "Dignity in Dying" menginginkan undang-undang yang mengizinkan kematian dibantu, seperti saat orang dalam kondisi sekarat.

Kelompok tersebut mengatakan orang dengan penyakit mematikan harus diizinkan untuk memiliki pilihan atas cara dan waktu kematian mereka yang akan segera terjadi.

Noel Conway mengidap penyakit motor neuron dan hanya memiliki gerakan di tangan kanan, kepala dan leher.

Dia berjuang secara hukum dengan Mahkamah Agung untuk mendapatkan bantuan medis untuk mati, ketika dia memiliki waktu kurang dari 6 bulan untuk hidup.

Para hakim menolak bandingnya, sebuah keputusan yang oleh Conway digambarkan sebagai "benar-benar kejam".

"Satu-satunya pilihan yang saya miliki saat ini adalah melepas ventilator saya dan mati lemas secara efektif di bawah obat penenang," katanya, menambahkan, "Bagi saya (rasa sakit) ini tidak tertahankan."

Baca juga: Cegah Bunuh Diri, Jepang Tunjuk Menteri Kesepian

Selain Conway, ada Debbie Purdy yang telah hidup dengan sklerosis multipel progresif primer selama hampir 20 tahun.

Purdy menggambarkan rasa sakit akibat penyakitnya sebagai "tidak pernah berakhir" dan berharap untuk melakukan perjalanan ke Dignitas untuk mengakhiri hidupnya.

Ia berjuang melawan hukum untuk mengklarifikasi apakah suaminya akan dituntut karena membantunya melakukan perjalanan ke Swiss.

Namun, kondisinya semakin memburuk hingga dia tidak bisa meninggalkan rumahnya.

Berbicara kepada BBC dia berkata, "Ini bukan masalah ingin mengakhiri hidup saya, ini masalah tidak ingin hidup saya seperti ini."

Dia meninggal pada 2014 di Marie Curie Hospice di Bradford.

Baca juga: Punya Tunggakan Uang Sekolah Rp 4,4 Juta, Siswi di India Bunuh Diri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com