DAR ES SALAAM, KOMPAS.com - Presiden Tanzania John Magufuli yang meninggal dalam usia 61 tahun pada Rabu (17/3/2021), pernah membuat sederet kontroversi selama hidupnya.
Gaya kepemimpinannya otoriter, dan sempat tidak percaya Covid-19 bahkan mengklaim pepaya bisa positif virus corona.
Presiden Tanzania berjuluk Bulldozer itu sempat hilang selama berminggu-minggu dan kesehatannya pun dispekulasikan.
Sempat dirumorkan terinfeksi Covid-19, kemarin Wakil Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan mengonfirmasi bahwa Magufuli meninggal karena penyakit jantung, yang dideritanya selama 10 tahun terakhir.
Baca juga: Presiden Tanzania John Magufuli Meninggal, Sempat Hilang Berminggu-minggu
Awal Mei tahun lalu, John Magufuli mempertanyakan jumlah kasus Covid-19 di Tanzania, dan meminta investigasi jika ditemukan ada sabotase.
Negara yang berada di kawasan timur Afrika itu melaporkan 480 kasus dan 16 kematian karena virus corona, berdasarkan data pada Rabu (29/4/2020).
Presiden Tanzania John Magufuli mengungkapkan, diam-diam dia melakukan pemeriksaan pada sejumlah varietas binatang, buah-buahan, dan oli kendaraan.
Hasilnya berdasar klaim sang presiden, sebuah pepaya, seekor kambing, dan seekor burung puyuh terinfeksi Covid-19, di mana Magufuli menyebut adanya permainan kotor.
Baca juga: Pepaya dan Kambing Positif Covid-19, Presiden Tanzania Tuding Adanya Sabotase
"Berarti, ada kemungkinan terjadi kesalahan, atau reagen yang diimpor memiliki masalah. Bisa juga, si teknisi teledor," tudingnya seperti dilansir AFP Minggu (3/5/2020).
Magufuli naik menjadi presiden Tanzania berkat ketegasannya memberantas korupsi, tetapi penanganan pandemi Covid-19 membuat kiprah kepemimpinannya tercoreng.
Sebagai pemeluk agama Kristen yang taat, John Magufuli juga mengklaim telah menyelamatkan negara dari Covid-19 dengan berdoa, alih-alih memakai masker wajah. Ia pun menghentikan publikasi jumlah kasus virus corona.
Namun, bulan lalu setelah kasus Covid-19 di Tanzania melonjak, gereja, sekolah, dan lembaga publik lainnya secara terbuka mengeluarkan peringatan tentang penyebaran virus corona.
Baca juga: Presiden Tanzania: Kasus Virus Corona Menurun karena Doa Rakyat
Kemudian wakil presiden pertama semi-otonom Zanzibar, Seif Sharif Hamad, meninggal karena Covid-19.
Di tengah tekanan yang memuncak, pemilik gelar doktor kimia dari Universitas Dar es Salaam dan pernah berkuliah di Universitas Salford Inggris ini akhirnya mengakui Covid-19 itu ada.
Magufuli yang semasa kecilnya menjual susu dan ikan untuk menghidupi keluarga miskinnya, pertama kali terpilih sebagai presiden Tanzania pada 2015, setelah dengan tegas memberantas korupsi dan membuatnya disayang publik.
Kebijakannya antara lain membatalkan perayaan hari kemerdekaan yang mewah untuk menggantinya dengan bersih-bersih jalan, dan melarang dinas luar negeri yang tidak perlu bagi para pejabat.
Pria yang dibesarkan di rumah beratap jerami di distrik Chato, tepi Danau Victoria, ini juga sempat memarahi pegawai negeri yang bolos saat jam kerja, dan pernah memenjarakan sebentar satu orang karena datang terlambat.
Baca juga: Berbekal Klaim Bebas Covid-19 dan Pertolongan Tuhan, Presiden Tanzania Tolak Vaksin
Presiden Tanzania John Magufuli juga memperluas akses pendidikan gratis, menambah jaringan listrik di pedesaan, membangun rel kereta api utama, dan bendungan tenaga air besar-besaran.
Namun, kecenderungan ayah lima anak ini untuk mengabaikan proses hukum dan bertindak atas kemauannya sendiri, membuat sekutu asing khawatir atas stabilitas demokrasi di Tanzania.
Pemilu Tanzania tahun lalu yang dimenanginya dianggap curang oleh oposisi dan para diplomat.
Di saat yang bersamaan, militer menindak keras oposisi dan memblokir media asing serta tim pengamat.
John Magufuli yang menjadi anggota parlemen sejak 1995, juga mengesahkan serangkaian undang-undang media yang keras.
Akibatnya, penangkapan jurnalis, aktivis, dan anggota oposisi melonjak. Beberapa tokoh opisisi juga dibunuhnya.
Baca juga: Cara Aneh Presiden Tanzania Tangani Covid-19, Keampuhan yang Tutupi Sisi Gelap?