JENEWA, KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta negara-negara agar meneruskan vaksin Covid-19 yang dibuat AstraZeneca.
Berdasarkan keterangan lembaga di bawah PBB itu, tidak ada kaitan antara vaksinasi dan penggumpalan darah.
Pernyataan itu keluar setelah puluhan negara menangguhkan vaksinasi dengan vaksin yang diproduksi bersama Oxford itu.
Baca juga: [UPDATE] Tiga Negara Eropa Kini Hentikan Penggunaan Vaksin AstraZeneca, Total 16 Negara
Jerman, Perancis, Italia, dan Spanyol menjadi negara terbaru yang mengumumkan penangguhan penggunaan vaksin AstraZeneca.
Terdapat sejumlah kasus di Eropa mengenai munculnya penggumpalan darah setelah disuntuk vaksin tersebut.
Selain WHO, Badan Obat-obatan Eropa (EMA) juga menggelar pertemuan untuk membahas isu yang berkembang.
Sekitar 17 juta orang di Uni Eropa dan Inggris kini divaksin dengan Oxford-AstraZeneca, di mana ditemukan 40 kasus penggumpalan darah pada pekan lalu.
Pada Senin (15/3/2021), Kementerian Kesehatan Jerman mengumumkan penghentian vaksinasi secepatnya.
Baca juga: Australia Tetap Yakin dengan Vaksin AstraZeneca
Dilansir BBC, keputusan itu diambil atas rekomendasi Institut Paul Ehlirch (PEI), badan yang mengurusi vaksinasi.
Menteri Kesehatan Jens Spahn berujar, mereka menemukan laporan baru kasus trombosis vena serebral karena vaksin AstraZeneca.
"Setelah muncul laporan itu, Institut Paul Ehlirch mengevaluasi lagi situasinya dan merekomendasikan vaksinasi ditunda," jelas Spahn.
Spahn menerangkan, mereka tahu keputusan mereka bakal membawa konsekuensi dan menegaskan bahwa mereka tak mengambilnya secara politis.
Setelah Jerman, Perancis melalui Presiden Emmanuel Macron juga menerapkan penangguhan sembari menunggu rekomendasi EMA.
Kemudian di Spanyol, Menteri Kesehatan Carolina Darias menuturkan, pihaknya akan menghentikan vaksinasi selama dua pekan.
Baca juga: Termasuk Indonesia, Ini 13 Negara yang Tangguhkan Vaksin AstraZeneca
WHO melalui juru bicaranya, Christian Lindmeier, menjelaskan, mereka tengah menginvestigasi laporan tersebut.