Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berpotensi Tinggi dalam Bahaya, Pangeran Harry Butuh Rp 200,7 Juta Per Hari untuk Keamanan

Kompas.com - 12/03/2021, 14:36 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Pangeran Harry butuh Rp 200,7 juta per hari untuk membayar sistem keamanan, mengingat ia adalah salah satu "keluarga kerajaan yang paling dalam bahaya" karena tugasnya dahulu di militer Inggris.

Menyusul pemberitaan viral soal sikap rasial yang diterima Pangeran Harry dan istrinya oleh keluarga Kerajaan Inggris terhadap anak mereka dan dicabutnya sistem keamanan kerajaan untuk mereka, muncul kembali kabar potensi ancaman teror berbahaya terhadap sang pangeran.

Melansir Mirror pada Jumat (12/3/2021), mantan tentara Special Air Service (SAS), Bob Craft, sebagai pakar keamanan mengonfirmasi, tingginya ancaman keamanan terhadap Pangeran Harry.

Baca juga: Demi Redakan Situasi, Ratu Elizabeth II Bakal Hubungi Pangeran Harry dan Meghan Markle

"Sebagai pangeran, Harry jelas menjadi target penculikan, terorisme, dan berbagai macam ancaman, tapi tugas dinas militernya (dahulu) menambah itu (ancaman)," ujar Craft.

Menurut Craft, Pangeran Harry butuh beberapa bantuk keamanan untuk jangka waktu yang lama.

"Terutama, seperti yang diketahui dia bertugas di Afghanistan dan dikebal sebagai target saat berada di luar sana," ucapnya.

Hampir sepuluh tahun yang lalu seorang senior militan Taliban mengklaim dalam sebuah wawancara dengan Daily Mirror bahwa anak buahnya telah merencanakan untuk menargetkan Harry berkali-kali, selama ia berada di Afghanistan.

Baca juga: Apa Kata Orang Kulit Hitam Inggris soal Sikap Rasial yang Diterima Meghan Markle dan Pangeran Harry?

Qari Nasrullah, seorang pemimpin Taliban di Afghanistan, berkata," Ada banyak rencana untuk menangkapnya, mungkin ia beruntung dapat lolos."

Melansir The Guardian pada Selasa (9/3/2021), Pangeran Harry yang mundur dari tugas militer Inggris tidak menghilangkan potensi ancaman tinggi terhadapnya dan keluarga intinya.

Terlebih, setelah wawancara blak-blakan yang ia dan istrinya, Meghan Markle, lakukan dengan Oprah Winfrey.

Robert Quick, mantan kepala kontra-terorisme Scotland Yard, yang komandonya bertugas juga sebagai spesialis perlindungan kerajaan, mengatakan bahwa ada banyak sumber ancaman terhadap Harry dan keluarganya.

Baca juga: Ratu Elizabeth II Sedih Dengar Pengalaman Rasial Anak Pangeran Harry dan Meghan Markle

"Mereka adalah target penculikan untuk tujuan politik atau motif kebencian," kata Quick.

"Anda tidak dapat mengubah siapa mereka atau sejarah mereka," terangnya.

Simon Morgan adalah petugas perlindungan pribadi untuk beberapa bangsawan, termasuk Pangeran Harry dari 2007 hingga 2013.

Morgan mengatakan bahwa Harry mengenal penjaga keamanannya, karena beberapa telah bersamanya bertahun-tahun dan telah terikat dengan hidupnya.

Baca juga: Pro-kontra Respons Warga Inggris soal Blak-blakannya Meghan dan Pangeran Harry

"Itu adalah peran kepercayaan, Anda membangun hubungan dnegan prinsip Anda. Jadi, Anda dapat pahami bagaimana cemasnya ketika detail perlindungan untuk Anda dicabut," ujar Morgan.

Keputusan tentang siapa yang mendapat perlindungan dibuat oleh komite eksekutif kerajaan dan VIP, yang terdiri dari pegawai negeri sipil senior, keluarga kerajaan dan petugas senior Scotland Yard.

Ditambah dengan masukan dari dinas keamanan Inggris. Perlindungan yang diberikan disesuaikan dengan ancaman dan mempertimbangkan biaya yang harus ditanggung publik.

"Itu bukan keputusan keluarga kerajaan, ini bukan hadiah yang bisa diberikan atau diambil Ratu," ucapnya.

Baca juga: 5 Pengakuan Penting Pangeran Harry dan Meghan Markle dalam Wawancara Oprah Winfrey

Keluarnya Pangeran Harry dari Kerajaan Inggris dan dicabutnya sistem perlindungan kerajaan darinya dan keluarganya, tentu membuat ia harus menanggung sendiri kebutuhan keamanan.

Morgan, yang sekarang menjalankan perusahaan keamanan pribadinya sendiri, mengatakan bahwa pasangan tersebut dapat mengeluarkan biaya sebesar 5.000 - 10.000 poundsterling (Rp 100,3 juta - 200,7 juta) per hari.

Sehingga, sekitar 2,5 juta poundsterling (Rp 50,2 miliar) untuk setahun, dengan biaya yang meningkat ketika mereka bepergian.

Paket itu lebih dari sekedar pengawal dengan senjata tersembunyi.

Itu untuk meniru perlindungan yang mereka miliki saat bekerja sebagai bangsawan, seperti pengemudi yang terlatih khusus, keamanan perumahan dan keamanan siber, serta kecerdasan dalam menghadapi ancaman apa pun.

Baca juga: Meski Merasa Disakiti, Pangeran Harry Ingin Berbaikan dengan Pangeran Charles

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Global
Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com