Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Pertama Rapat Virtual, AS-Israel Bahas Kekhawatiran mengenai Iran

Kompas.com - 12/03/2021, 10:07 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Pejabat dari Amerika Serikat (AS) dan Israel menggelar serangkaian rapat virtual yang dimulai pada Kamis (11/3/2021).

Pada hari pertama telekonferensi, pejabat dari AS dan Israel menyepakati kekhawatiran mengenai Iran, sebagaimana dilansir Reuters.

Pembicaraan tersebut dipimpin oleh Penasihat Keamanan Nasional Presiden AS Joe Biden, Jake Sullivan, dan Penasihat Keamanan Nasional Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Meir Ben-Shabbat.

Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Emily Horne dalam sebuah pernyataan mengatakan, kedua belah pihak berdiskusi masalah keamanan regional.

Baca juga: Israel Serang 12 Kapal yang Membawa Minyak dan Senjata dari Iran ke Suriah

“Selama diskusi, kedua belah pihak berbagi perspektif tentang masalah keamanan regional yang menjadi perhatian dan kepentingan bersama, termasuk Iran,” kata Horne.

Horne menambahkan, kedua belah pihak menyatakan tekad bersama mereka untuk menghadapi tantangan dan ancaman yang dihadapi kawasan.

Pemerintahan Biden menggambarkan pertemuan itu sebagai bagian dari upaya untuk berkonsultasi dengan sekutu dan mitranya.

AS sendiri tengah berupaya menarik Iran ke dalam pembicaraan antara Teheran dan Washington dan melanjutkan kepatuhan dengan kesepakatan nuklir yang ditandatangani pada 2015.

Baca juga: AS Hadang Dana Iran di Korea Selatan, Ajukan Syarat jika Ingin Cair

Tawaran AS ke Iran tersebut dikhawatirkan memicu babak baru mengenai ketegangan di dalam aliansi AS-Israel.

Pendahulu Biden, Donald Trump, menarik AS dari perjanjian nuklir antara kekuatan dunia dengan Iran.

Trump menganggap, kesepakatan nuklir tersebut terlalu menguntungkan bagi Iran. Selain itu, Trump juga menerapkan kembali sanksi AS terhadap Iran.

Di satu sisi, Netanyahu dengan tegas menolak jika AS kembali ke kesepakatan itu.

Baca juga: AS Jatuhkan Sanksi Pertama terhadap Iran di Bawah Pemerintahan Biden

Pada Kamis, Kementerian Luar Negeri AS menegaskan bahwa Washington tidak akan menawarkan insentif sepihak kepada Iran.

Israel berharap dapat mencegah ketegangan pribadi antara Netanyahu dan Biden atas perbedaan pandangan mereka tentang masalah nuklir Iran.

"Penasihat Keamanan Nasional menyetujui pentingnya konsultasi strategis antar-lembaga dan berjanji untuk melanjutkan keterlibatan ini," kata Horne.

Baca juga: Pamer Kekuatan ke Iran, Pesawat Pengebom B-52 AS Diapit Jet Tempur Israel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com