Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden Tangguhkan Serangan Pesawat Tak Berawak AS di Zona Perang

Kompas.com - 09/03/2021, 12:10 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Joe Biden menangguhkan serangan pesawat tak berawak di luar zona perang di mana pasukan AS beroperasi.

Ia membalikkan kebijakan Donald Trump, yang memberikan kendali bebas kepada di negara-negara seperti Somalia.

Juru bicara Pentagon, John Kirby mengatakan, setiap serangan pesawat tak berawak yang direncakan terhadap kelompok-kelompok militan di luar Afghanistan, Suriah, atau Irak harus disetujui oleh Gedung Putih.

Kirby menggambarkan langkah itu sebagai "pedoman sementara" yang dikeluarkan untuk "memastikan bahwa presiden memiliki visibilitas penuh atas tindakan signifikan yang diusulkan".

Baca juga: DPR AS Setujui Rencana Joe Biden untuk Paket Stimulus Covid-19 1,9 Triliun Dollar AS

"Langkah itu tidak dimaksudkan untuk menjadi permanen dan tidak berarti menghentikan (serangan)," ucapnya dalam konferensi pers seperti yang dilansir dari AFP pada Selasa (8/3/2021). 

Ia menerangkan bahwa pihaknya secara jelas fokus pada ancaman terus-menerus dari organisasi ekstremis.

"Dan kami jelas masih akan berkomitmen untuk bekerja dengan mitra internasional untuk melawan ancaman tersebut," katanya.

Baca juga: Joe Biden Tekankan ke Raja Salman Kerja Sama Bilateral Kuat dan Transparan

The New York Times mengatakan bahwa pedoman itu secara diam-diam diteruskan kepada komandan militer, setelah Biden menjabat pada 20 Januari, tetapi baru terungkap dalam beberapa hari terakhir.

Sejak hari-hari pertamanya di Gedung Putih pada 2016, Trump telah mengembalikan kontrol yang diberlakukan oleh pendahulunya, Barack Obama, pada operasi bersenjata melawan kelompok ekstremis, dengan mengatakan bahwa dia mempercayai para komandan di lapangan.

Serangan drone dengan cepat berlipat ganda setelah di bawah pemerintaah Trump.

Baca juga: Joe Biden Akan Segera Berbicara dengan Raja Salman dan Rilis Laporan Intelijen Pembunuhan Khashoggi

Tindakan itu menjadi satu-satunya bentuk operasi di beberapa negara, di mana hanya segelintir pasukan khusus AS yang dikerahkan untuk mendukung pemerintah lokal.

Di Somalia, misalnya, disebutkan AS telah memerangi kelompok Islam al-Shebab, atau di Libya, di mana mereka menargetkan ISIS.

LSM mengatakan serangan itu sering menyebabkan korban sipil, merusak kegunaannya dalam memerangi ekstremisme. Namun, militer membantahnya.

Laporan publik pertama tentang operasi militer AS di Somalia diterbitkan pada Februari.

Baca juga: Joe Biden Akan Lakukan Upacara Duka Cita Peringati 500.000 Kematian Orang AS karena Covid-19

Pejabat inspektur jenderal Pentagon, Glenn Fine mengingatkan bahwa bagian dari misi yang dinyatakan Africom (Komando Afrika Amerika Serikat) adalah untuk memastikan bahwa pada 2021, ISIS dan kelompok teroris lainnya di Somalia telah cukup "terdegradasi, sehingga tidak dapat menyebabkan kerugian yang signifikan bagi kepentingan AS".

Namun, Fine menulis, "meskipun serangan udara AS di Somalia dan bantuan AS kepada pasukan mitra Afrika terus berlanjut, Al-Shebab tampaknya masih menjadi ancaman yang berkembang, yang bercita-cita untuk menyerang tanah air AS."

Sedikitnya 10 orang tewas pada Jumat (5/3/2021) ketika sebuah bom mobil meledak di luar sebuah restoran populer di ibu kota Somalia, Mogadishu, serangan yang diklaim oleh Shebab.

Baca juga: 28 Hari Jadi Presiden AS, Joe Biden Belum Ada Kontak dengan Trump

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Global
Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com