Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meghan dan Harry: Obsesi Tabloid Inggris Merusak Keluarga Kerajaan Inggris

Kompas.com - 09/03/2021, 11:57 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

CALIFORNIA, KOMPAS.com - Pangeran Harry atau Duke of Sussex mengatakan rasisme dari media yang menyebar ke seluruh masyarakat, merupakan alasan terbesar keluarganya meninggalkan Inggris.

Pangeran Harry mengatakan kepada Oprah Winfrey bahwa tabloid Inggris "fanatik" dan menciptakan lingkungan merusak dengan menimbulkan ketakutan.

Tapi, Pangeran Wales (Pangeran Charles) harus "berdamai dengan hal itu".

Sementara Organisasi Society of Editor dari media Inggris mengklaim media Inggris tidak fanatik, tapi hanya menuntut pertanggungjawaban dari pihak yang lebih "kaya dan berkuasa".

Meghan mengatakan media sosial telah membuat hubungan dengan pers seperti "alam liar.” Dia juga mengklaim operasi media yang dimiliki Keluarga Kerajaan Inggris telah gagal membelanya dan Harry dari cerita yang tidak benar.

Dalam wawancara yang sangat dinantikan dengan Oprah, Harry dan Meghan membahas berbagai topik yang sangat pribadi. Mulai dari isu rasisial, kesehatan mental, hubungan mereka dengan media, dan dinamika Keluarga Kerajaan.

Wawancara dua jam tersebut disiarkan pada Minggu malam (7/3/2021) di AS. Pemutarannya di Inggris melalui ITV pada Senin malam (8/3/2021) dan di ITV Hub, atas izin Harpo Productions/CBS.

Baca juga: 5 Pengakuan Penting Pangeran Harry dan Meghan Markle dalam Wawancara Oprah Winfrey

Perang dengan media

Sekretaris media Presiden AS Joe Biden, Jen Psaki, juga turut menanggapi isu yang ramai diperbincangkan.

Menurutnya, dibutuhkan "keberanian" bagi Harry dan Meghan untuk menceritakan kisah pribadi mereka. Apalagi berbicara tentang perjuangan dengan kesehatan mental.

Sementara Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menolak berkomentar.

Padahal media mencecarnya dengan pertanyaan soal masalah Keluarga Kerajaan yang disebut gagal menjaga kesehatan mental Sussex. Termasuk isu adanya anggota keluarga yang berspekulasi tentang warna kulit anak mereka yang belum lahir.

Boris hanya mengatakan bahwa dia "selalu memiliki kekaguman tertinggi untuk Ratu dan peran pemersatu yang dimainkannya.”

Setelah ditanya secara khusus apakah dia yakin Keluarga Kerajaan punya masalah rasisal, Boris berkata: “jika terkait dengan hal-hal Keluarga Kerajaan, hal yang benar dilakukan oleh seorang Perdana Menteri adalah untuk tidak mengatakan apapun."

Dalam rekaman yang sebelumnya tak terlihat dari wawancara tiga jam 20 menit, Oprah bertanya kepada pangeran apakah pasangan itu meninggalkan Inggris karena masalah rasial. Pangeran Harry menjawab: "Itu sebagian besar (alasannya)."

Dia mengatakan tak lama setelah pasangan itu mengumumkan akan mundur dari tugas kerajaan, seseorang yang "berteman dengan banyak editor media" telah memperingatkannya tentang sikap konfrontatif mereka dengan pers.

"Tolong jangan lakukan ini dengan media, mereka akan menghancurkan hidup Anda," kata temannya itu.

Percakapan itu terjadi saat makan malam penggalangan dana pada Januari 2020. Tepatnya hanya beberapa bulan setelah Meghan menggugat The Mail atas surat pribadinya dengan sang ayah.

Setelah konfrontasi itu, Pangeran Harry mengatakan dia takut istrinya akan menjadi korban dari “kekuatan yang sama," seperti saat dia kehilangan ibunya.

Baca juga: Netizen Ramai Cemooh Kerajaan Inggris dengan Meme “The Firm” dan “The Institution” Usai Wawancara Harry-Meghan

Temannya itu juga memperingatkan: "Anda perlu memahami bahwa Inggris sangat fanatik." Tapi Duke menjawab: "Inggris tidak fanatik, pers Inggris fanatik, khususnya tabloid."

"Tapi, sayangnya, jika sumber informasi pada dasarnya korup atau rasisial atau bias, maka itu akan tersaring ke seluruh masyarakat," ujar pangeran berusia 36 tahun itu menyayangkan.

Kekecewaannya juga terungkap, terkait tidak ada seorangpun dari keluarganya yang mengatakan mereka menyesal pasangan itu merasa mereka harus menjauh dari kehidupan kerajaan karena tidak merasa didukung.

"Kesannya adalah ini keputusan kami, oleh karena itu konsekuensinya ada pada kami."

Hal itu menurutnya terasa sangat sulit karena dia merupakan bagian dari sistem dengan kerajaan dan akan selalu begitu.

Dia mengaku "sangat sadar" saudaranya Pangeran William "tidak dapat meninggalkan sistem itu, berbeda dengan apa yang bisa dilakukannya.

Ditanya apakah William ingin meninggalkan sistem monarki, dia menjawab: "Saya tidak tahu, saya tidak dapat berbicara untuknya."

Harry berkata relasi dan kontrol yang menakutkan terhadap tabloid Inggris, itu benar-benar nyata. Dan itu adalah lingkungan yang sangat merusak.

Meski demikian, Pangeran Harry menyatakan akan "selalu ada" untuk saudara laki-lakinya dan seluruh keluarganya. Dia hanya mencoba membantu mereka untuk melihat apa yang telah terjadi.

Sementara menyoroti masalah ayahnya (Pangeran Wales) yang memilih "berdamai" dengan media.

Tapi Meghan mengatakan dia dan Duke tidak bisa berdamai dengan itu sendirian. Menurut meraka, hal itu "berbeda" karena media sosial. Dia menggambarkan relasi antara media dan keluarganya menjadi sangat liar.

Menanggapi pernyataan itu, Kelompok Society of Editor mengkritik pasangan tersebut dan menilai mereka menuduh media melakukan rasisme tanpa "bukti pendukung".

"Media Inggris tidak pernah menghindar untuk menyoroti orang-orang yang memegang kekuasaan, selebriti, atau pengaruh. Jika terkadang pertanyaan yang diajukan canggung dan memalukan, biarlah, tapi pers pasti tidak punya masalah rasial," kata direktur eksekutif Ian Murray.

Baca juga: Ratu Elizabeth II Disebut Tak Pertanyakan Warna Kulit Anak Pangeran Harry-Meghan Markle

Terobsesi

Dalam klip tidak terpisah lainnya yang dibagikan oleh penyiar CBS di media sosial, Pangeran Harry mengatakan pada Januari tahun lalu pasangan itu mendapat undangan untuk mengunjungi Ratu di Sandringham. Tapi tiba-tiba sekretaris pribadinya mengatakan Meghan "sibuk sepanjang minggu".

"Ketika Anda menjadi “kepala perusahaan”, ada orang di sekitar Anda yang memberi Anda nasihat. Dan yang juga membuat saya sangat sedih adalah beberapa dari nasihat itu sangat buruk," kata Harry.

Juga dalam rekaman terpisah, Duchess of Sussex mengatakan perlakuan terhadapnya di media lebih buruk daripada bangsawan lainnya.

Dia tahu Duchess of Cambridge sempat dicap "Waity Katie" sebelum pernikahannya dengan Pangeran William yang pasti "sangat sulit". Namun menurutnya perlakuan padanya "tidak sama".

"Jika seorang anggota keluarganya dengan nyaman mengatakan kita semua harus menghadapi hal-hal yang tidak sopan atau kasar. Tapi kasar dan rasisial tidak sama," katanya.

Meghan mengatakan keluarga kerajaan juga memiliki tim media yang bertugas membela Anda, terutama ketika mereka tahu ada sesuatu yang tidak benar. Tapi, tim tersebut tidak berlaku sama pada Meghan dan Harry.

Dia menuding ada obsesi tentang apa pun dari "dunianya", termasuk media yang menawarkan uang untuk melacak orang tuanya.

"Saya melakukan semua yang saya bisa untuk melindungi mereka berdua (orang tua) dalam hiruk pikuk media selama lebih dari setahun," katanya kepada Oprah.

Baca juga: Meghan Markle Sebut Kate Middleton Membuatnya Menangis karena Masalah Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hezbollah Klaim Luncurkan Drone ke 2 Pangkalan Israel

Hezbollah Klaim Luncurkan Drone ke 2 Pangkalan Israel

Global
Ukraina Akan Panggil Warganya di Luar Negeri

Ukraina Akan Panggil Warganya di Luar Negeri

Global
Viral Insiden Berebut Kursi dalam Kereta, Wanita Ini Tak Segan Duduki Penumpang Lain

Viral Insiden Berebut Kursi dalam Kereta, Wanita Ini Tak Segan Duduki Penumpang Lain

Global
7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

Global
Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Global
China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Global
AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

Global
Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Global
Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Global
Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Global
Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Global
Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Global
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com