DAMASKUS, KOMPAS.com – Presiden Suriah Bashar Al-Assad dan istrinya dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.
Kabar tersebut dikonfirmasi oleh kantor kepresidenan Suriah dalam sebuah unggahan di Twitter, Senin (8/3/2021).
Para pejabat mengatakan, Presiden Assad yang berusia 55 tahun dan istrinya Asma berada dalam kondisi yang baik dan stabil.
Baca juga: Israel Serang Suriah dengan Serentetan Rudal
Melansir Sky News, pasangan suami istri tersebut akan kembali bekerja setelah menghabiskan isolasi mandiri selama dua hingga tiga pekan di rumah.
??? ??????? ?????? ????? ???? ????? ??????? ??????? ????? - 19 ???? ?????? #????? ??????? #?????_????? ??? ??? PCR ?????? ??????? ???????? ????????? ????? ????? ???? ???? ???????? ?????? ????????? ?????? ???? ??????? ???? ????? ????? ??????? ???? ?????? ???????? ?? ????? ??????. pic.twitter.com/zZ9O1hZA2z
— Syrian Presidency (@Presidency_Sy) March 8, 2021
Dalam sebuah pernyataan, kantor kepresidenan Suriah mengatakan, Assad dan Asma melakukan tes swab PCR setelah merasakan gejala ringan.
Suriah, yang menandai 10 tahun perang pada pekan depan, telah mencatat hampir 16.000 kasus Covid-19 dan lebih dari 1.000 kematian akibat virus corona menurut Universitas Johns Hopkins.
Baca juga: Biden Ungkap Pesan Terselubung dari Serangan Udara Pertama di Suriah
Negara itu memulai kampanye vaksinasi pekan lalu, tetapi tidak ada rincian yang diberikan tentang prosesnya.
Menteri Kesehatan Suriah Hasan Al-Ghabbash mengatakan, pemerintah mendapatkan vaksin dari negara sahabat. Namun dia enggan menyebutkan nama negaranya.
Belum jelas apakah Assad dan anggota keluarganya telah divaksinasi.
Baca juga: Suriah Kutuk Keras Serangan AS sebagai Tindakan Pengecut
Melansir Middle East Monitor, saat ini Suriah terlibat dengan Rusia dan China terkait vaksin yang diproduksi di dalam negeri.
Pemerintah Suriah juga menandatangani perjanjian Covid-19 Vaccines Global Access (Covax) yang berupaya memastikan setiap negara mendapat akses terhadap vaksin virus corona.
Bulan lalu, New York Times melaporkan bahwa Israel setuju untuk mendanai vaksin buatan Rusia untuk Suriah sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan.
Namun, baik Suriah dan Rusia membantah laporan tersebut.
Baca juga: AS Gunakan Bom Presisi 500 Pon dalam Serangan Pertamanya di Suriah
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Kita bisa akhiri pandemi Covid-19 jika kita bersatu melawannya. Sejarah membuktikan, vaksin beberapa kali telah menyelamatkan dunia dari pandemi.
Vaksin adalah salah satu temuan berharga dunia sains. Jangan ragu dan jangan takut ikut vaksinasi. Cek update vaksinasi.
Mari bantu tenaga kesehatan dan sesama kita yang terkena Covid-19. Klik di sini untuk donasi via Kitabisa.
Kita peduli, pandemi berakhir!
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.