Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Junta Militer Myanmar Makin Keras, Gerebek Rumah Warga Malam-malam dan Lepaskan Tembakan

Kompas.com - 07/03/2021, 11:15 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

NAYPYIDAW, KOMPAS.com – Pasukan keamanan Myanmar menggerebek beberapa rumah warga pada Sabtu (6/3/2021) malam waktu setempat dan melepaskan tembakan.

Baca juga: Puluhan Polisi Myanmar Kabur ke India Menentang Perintah Tembaki Masyarakat Sipil

Hingga Minggu (7/3/2021) dini hari waktu setempat, warga mengatakan bahwa tentara dan polisi bergerak ke beberapa distrik di Yangon lalu melepaskan tembakan.

Melansir Reuters, beberapa sumber mengatakan pasukan keamanan Myanmar menangkap setidaknya tiga orang di Kyauktada.

Tentara Myanmar juga datang mencari pengacara yang bekerja untuk Partai National League for Democracy (NLD), namun mereka tidak berhasil menemukannya.

Penggerebekan terhadap pengacara tersebut dikatakan oleh seorang anggota parlemen yang sekarang dibubarkan, Sithu Maung, dalam sebuah unggahan di Facebook.

Reuters tidak dapat menghubungi polisi untuk dimintai komentar. Seorang juru bicara junta tidak menjawab panggilan telepon untuk dimintai komentar.

Baca juga: Myanmar Minta India Kembalikan 8 Polisi yang Mengungsi

Penangkapan

Menurut kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Narapidana Politik (AAPP), lebih dari 1.700 orang telah ditahan di bawah pemerintahan junta militer pada Sabtu.

"Tahanan dipukul dan ditendang dengan sepatu bot militer, dipukul dengan tongkat polisi, dan kemudian diseret ke dalam kendaraan polisi," kata AAPP dalam sebuah pernyataan.

"Pasukan keamanan memasuki daerah permukiman dan mencoba untuk menangkap pengunjuk rasa lebih banyak dan menembaki rumah,” imbuh AAPP.

Pihak berwenang Myanmar mengatakan pada Sabtu bahwa mereka telah menggali jenazah Kyal Sin, gadis berusia 19 tahun, yang tewas tertembak dalam aksi protes menentang kudeta militer.

Kyal Sin, menjadi martir dan kini menjadi simbol gerakan protes setelah dia ditembak mati di Mandalay pada Rabu (3/3/2021) saat mengenakan kaus bertuliskan "Semuanya akan baik-baik saja".

Baca juga: Thailand dan Vietnam Bersiap Evakuasi Warga Negaranya dari Myanmar

Stasiun televisi MRTV yang dikelola negara mengeklaim, hasil otopsi menunjukkan Kyal Sin tidak mungkin dibunuh oleh polisi.

Pasalnya, proyektil yang salah ditemukan di kepalanya dan dia ditembak dari belakang, sedangkan polisi ada di depan.

Foto-foto pada hari itu menunjukkan Kyal Sin memembelakangi pasukan keamanan beberapa saat sebelum dia terbunuh.

Demonstran menuduh pihak berwenang berusaha menutup-nutupi pembunuhan Kyal Sin.

Pembunuhan itu telah memicu kemarahan di Barat dan telah dikecam oleh sebagian besar negara demokrasi di Asia.

Baca juga: Beredar Video Aparat Myanmar Paksa Paramedis Berlutut sebelum Dipukuli

Demo terus berlanjut

Myanmar terjerembab ke dalam kekacauan sejak militer Myanmar menggulingkan dan menahan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.

Beberapa hari setelah itu, rakyat Myanmar turun ke jalanan untuk menentang kudeta dan menuntut pembebasan Suu Kyi beserta sejumlah tokoh lain yang ditahan.

Demonstrasi dan pemogokan yang berlangsung hampir setiap hari telah mencekik bisnis dan melumpuhkan pemerintahan.

Aksi demonstrasi lanjutan sedianya bakal digelar pada Minggu setelah media lokal melaporkan bahwa polisi menembakkan peluru gas air mata dan stun grenade alias granat kejut untuk membubarkan protes di Yangon pada Sabtu. Tidak ada laporan korban jiwa.

Kelompok demonstran mengatakan, aksi protes akan diadakan di Yangon, Mandalay, Monywa, dan beberapa tempat lainnya di mana PBB mengatakan pasukan keamanan telah menewaskan lebih dari 50 orang.

Baca juga: Suster yang Berlutut di Depan Militer Myanmar Siap Mati demi Lindungi Demonstran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com