Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Polisi Myanmar Kabur ke India Menentang Perintah Tembaki Masyarakat Sipil

Kompas.com - 06/03/2021, 17:28 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Sejumlah anggota kepolisian Myanmar mulai melarikan diri ke India setelah menolak mengambil bagian dalam tindakan keras yang semakin berdarah terhadap pengunjuk rasa pro-demokrasi.

Penjaga perbatasan India mengatakan sekitar 30 petugas dan keluarga mereka telah menyeberang ke negara Asia Selatan itu dalam beberapa hari terakhir. Sebagian besar mencari perlindungan di negara bagian Mizoram.

Penduduk setempat mengatakan orang-orang itu mengaku sebagai petugas polisi yang telah meninggalkan posnya, setelah menolak melaksanakan perintah untuk menembak warga sipil di negara bagian Chin barat.

Daily Mail melaporkan pada Jumat (5/3/2021), India menyatakan mulai menutup perbatasan dengan Myanmar dan meningkatkan patroli untuk menghentikan lebih banyak pengungsi yang menyeberang.

Pejabat India sedang menetapkan identitas orang-orang yang menyeberang, dan menentukan apakah mereka dapat menetap sebagai pengungsi.

Pembelotan itu terjadi di tengah pekan paling berdarah di Myanmar, sejak para pemimpin militer merebut kekuasaan bulan lalu. Sedikitnya 40 aktivis ditembak mati dan puluhan lainnya luka-luka minggu ini.

Baca juga: Beredar Video Aparat Myanmar Paksa Paramedis Berlutut sebelum Dipukuli

Menyerang warga sipil

Video mengungkapkan momen menakutkan ketika seorang tentara mengarahkan tembakan kepada penduduk dalam apartemen mereka.

Warga itu mendokumentasikan aksi kekerasan militer Myanmar secara sembunyi-sembunyi dari tempat tinggalnya.

Video singkat itu menunjukkan seorang tentara berseragam berjalan ke arah apartemen mereka, mengangkat senjata dan melepaskan tembakan. Aksi tersebut menghancurkan jendela dan memaksa perekam video merunduk untuk menghindari tembakan.

Foto-foto juga mengungkapkan bagaimana orang lainnya, bernama Ko Zaw Myo (berusia 20-an tahun), meninggal pada Jumat (5/3/2021). Dia setelah ditembak di tenggorokan saat melakukan unjuk rasa di kota Mandalay.

Total korban tewas sejak kudeta 1 Februari sekarang mencapai lebih dari 50, menurut Daily Mail.

Video dari Mandalay juga menunjukkan seorang petugas polisi yang dikawal oleh tentara membawa tubuh pengunjuk rasa yang tampak lemas dari jalan pada Jumat (5/3/2021), namun rekaman tersebut belum diverifikasi secara independen.

Sementara itu petugas di kota terbesar Yangon melepaskan tembakan dengan peluru karet dan gas air mata. Mereka berusaha membubarkan ribuan aktivis yang diikuti sekitar 100 dokter berjas putih, pada Jumat (5/3/2021).

Partai-partai yang didukung militer telah terpukul pada pemilihan November 2020 lalu. Partai pimpinan Aung San Suu Kyi menerima sekitar 80 persen suara. Para Jenderal Myanmar mengklaim hasil itu sebagai penipuan, tanpa memberikan bukti.

Mereka telah mengumumkan kondisi darurat selama setahun. Militer juga berjanji akan mengadakan pemilihan umum baru dan pemenangnya dihormati.

Halaman:
Sumber Daily Mail
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Global
Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Global
Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Global
AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

Global
Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Global
Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Global
Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Global
Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Global
Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Global
Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com