Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Genap 100 Hari Berdemo Tolak UU Pertanian, Petani India Blokade Jalan

Kompas.com - 06/03/2021, 14:37 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

NEW DELHI, KOMPAS.com – Para petani India berkumpul untuk memblokade enam jalur jalan tol di pinggiran ibu kota India, New Delhi, Sabtu (6/3/2021).

Aksi tersebut menandai hari ke-100 gerakan yang menentang undang-udang (UU) pertanian guna menambah tekanan pada pemerintah Perdana Menteri India Narendra Modi.

Para petani, baik tua mapupun muda, menaiki mobil, truk, dan traktor menuju jalan raya untuk memblokade jalan selama lima jam.

Mereka menolak UU pertanian yang diberlakukan pada September 2020 karena dianggap merugikan mereka dengan membuka sektor pertanian untuk pemain swasta.

Baca juga: Demo Petani Didukung Pesohor Dunia, Ini Tanggapan Pemerintah India

Di sisi lain, Modi menyebut UU tersebut merupakan reformasi yang sangat dibutuhkan untuk sektor pertanian yang luas dan kuno di "Negeri Anak Benua".

Modi justru menuding aksi protes yang dilakukan para petani justru bermotif politik sebagaimana dilansir Reuters.

“Pemerintah Modi telah mengubah gerakan protes ini menjadi masalah ego. Mereka tidak dapat melihat penderitaan para petani,” kata Amarjeet Singh, seorang petani berusia 68 tahun dari negara bagian Punjab.

"Mereka tidak memberi kami pilihan selain memprotes,” imbuh Amarjeet Singh.

Baca juga: Greta Thunberg hingga Rihanna Beri Dukungan Petani India untuk Protes Reformasi Pertanian

Puluhan ribu petani dari beberapa negara bagian di India wilayah utara telah berkemah di pinggiran New Delhi meski diterjang cuaca dingin sejak Desember 2020.

Perwakilan petani sebenarnya telah bertemu dengan pemerintah dan berdiskusi beberapa kali. Namun, tidak ada kata sepakat.

Akhirnya, para petani berkeras tetap tinggal di sana hingga UU tersebut dicabut.

Gerakan para petani ini telah mendapatkan perhatian dan dukungan internasional, termasuk dari tokoh terkenal seperti aktivis iklim Greta Thunberg dan penyanyi AS Rihanna.

Baca juga: Berbulan-bulan Bungkam, Ini Tanggapan PM India Soal Protes Petani

Pemerintah India mengecam para pendukung aksi protes. Di sisi lain, pemerintah India dituduh oleh aktivis hak asasi manusia menggunakan taktik tangan besi untuk mengekang protes.

Sementara aksi protes sebagian besar berlangsung damai, serentetan kekerasan singkat terjadi pada 26 Januari yang menyebabkan kematian seorang demonstran.

Polisi juga telah mengajukan tuntutan pidana terhadap delapan jurnalis atas dugaan kesalahan pelaporan pada peristiwa hari itu.

Baca juga: Petani Kukuh Berdemo dan Gelar Mogok Makan, India Putus Jaringan Internet

“Tanggapan pihak berwenang India terhadap protes telah difokuskan pada mendiskreditkan pengunjuk rasa damai, melecehkan pengkritik pemerintah, dan menuntut mereka yang mewartakan peristiwa tersebut,” kata Human Rights Watch dalam sebuah pernyataan.

Ketika New Delhi bersiap menyambut musim panas yang keras dan dimulainya musim panen, para petani tidak akan pulang sampai permintaan mereka dipenuhi.

“Dingin yang menggigit tidak memengaruhi perjuangan kami, dan panas yang mematikan juga tak akan menggoyahkan kami,” kata Raja Singh, seorang petani berusia 58 tahun dari negara bagian Punjab.

Baca juga: Kenapa Petani India Memusuhi Reformasi Agraria? Ini Penjelasannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com