Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marko Djuliarso, Insinyur Indonesia yang Ikut Bangun Roket NASA

Kompas.com - 05/03/2021, 12:25 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

SEATTLE, KOMPAS.com - Marko Djuliarso, seorang insinyur asal Indonesia ikut ambil bagian dalam proyek pembangunan roket untuk NASA.

Marko yang diwawancarai oleh VOA Indonesia, mengatakan roket itu nantinya akan membawa astronaut ke Bulan pada 2024.

"Untuk launch pertama ke Bulan, tapi kita ada target (jangka jauh) ke Mars," kata Marko seperti yang dilansir dari VOA Indonesia pada Jumat (5/3/2021).

Menurut Marko, roket ini disebut sebagai roket NASA paling kuat dan "paling keren".

Baca juga: NASA Diduga Suntik Mati 27 Monyet di Pusat Penelitiannya

Pria yang bekerja di Boeing di New Orleans merasa beruntung bisa turut ambil bagian dalam pembuatan proyek rekot untuk NASA.

Kendati demikian, Marko bercerita bahwa tidak mudah untuk mendapatkan pekerjaan itu.

Sarjana lulusan 3 universitas asing ini menceritakan suka duka yang telah ia lalui sebelum mendapatkan kesempatan emas itu, melalui wawancara dengan VOA Indonesia.

Pria satu anak ini memiliki gelar pendidikan dari Universitas Tennessee, Universitas Teknologi Nanyang Singapura, dan Universitas Southern California.

Baca juga: NASA Bentuk Tim Artemis, Akankah Cetak Sejarah Wanita Pertama di Bulan?

"Bapak saya nganjurin ambil aja nih industrial engineering atau teknik industri. Sebagai anak yang baik, saya ikuti aja," ujarnya.

Namun, ia berkata, "Nggak pernah bercita-cita untuk (berkarir) di (bidang) roket, apalagi aerospace."

Pada 2009, kondisi ekonomi tidak terlalu baik dan ia merasakan sulitnya mencari pekerjaan.

"Jadi saya banyak melamar kerjaan di AS. Selama 6 bulan kira-kira setiap minggu saya mungkin melamar 100 kerjaan," kata Marko.

Akhirnya, Marko mendapatkan tawaran dari Boeing saat ia telah bekerja di perusahaan produksi jendela di Dallas, AS.

Baca juga: NASA Bayar 1 Dollar AS untuk Pemenang Tender Proyek Pengumpulan Batu Bulan

"Saya juga udah lupa pernah wawancara sama Boeing, pernah lamar ke Boeing," ucapnya.

"Jadi, setelah dipikir-pikir sedikit, saya dan Vieda, istri saya memutuskan ambil kerjaan di Boeing dan pindah ke daerah Seattle, Washington," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com