Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER GLOBAL] Begini Bentuk Muntahan Paus Senilai Rp 3,7 Miliar | 2 Pulau Ini Terpisah 3,8 Km tetapi Beda 21 Jam

Kompas.com - 04/03/2021, 06:03 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Kompas.com

5. Gelombang Baru Tahanan Militer Myanmar: Dokter, Seniman hingga Peramal Jadi Sasaran

Pasukan keamanan Myanmar di kabarkan telah menahan lebih dari 1.000 orang, sejak militer Myanmar merebut kekuasaan dalam kudeta pada 1 Februari dan menggulingkan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi.

Reuters melaporkan pada Selasa (2/3/2021), ratusan orang ditahan dalam protes. Sementara banyak lainnya ditangkap dalam penggerebekan yang seringkali dilakukan pada malam hari.

Beberapa tahanan adalah orang yang selamat dari penjara di bawah rezim junta lama. Mereka ada yang diambil paksa dari rumah mereka, ratusan ditangkap oleh polisi anti huru hara dan tentara yang menindak protes terhadap kudeta tersebut. Banyak yang ditahan tanpa komunikasi.

Asosiasi Bantuan untuk Narapidana Politik (AAPP), yang dibentuk oleh para pembangkang junta yang sebelumnya ditahan, mengatakan 728 orang telah ditahan hingga 25 Februari.

Selain Suu Kyi dan anggota kabinetnya, mereka termasuk dokter dan guru, aktor dan penyanyi, serta warga sipil lainnya. Mereka telah mengambil bagian dalam demonstrasi yang mengguncang negara hampir setiap hari sejak kudeta.

Baca berita selengkapnya di sini.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Driver Makanan Dapat Tip Rp 3,5 Juta, Minta Doa Cepat Punya Anak | Covid-19 di AS Tewaskan 500.000 Orang Lebih

6. Perusahaan Migas Global Didesak Hentikan Danai Junta Militer Myanmar

Perusahaan minyak dan gas ( migas) global Woodside, Chevron, dan Total didesak untuk menghentikan aliran dana kepada pemerintah Myanmar yang dikuasai oleh junta militer.

Setidaknya 18 orang demonstran telah dibunuh oleh militer Myanmar, sejak kudeta dilakukan 1 Februari 2021.

Para aparat negara tidak segan menembaki warga sipil dengan peluru tajam di tengah ribuan demonstran yang turun di seluruh jalanan di kota-kota negeri Seribu Pagoda.

Publish What You Pay (PWYP) menyebutkan industri migas dalam negeri berkontribusi sebesar 900 miliar dollar AS (Rp 12,9 kuadriliun) setiap tahunnya kepada pemerintah Myanmar, seperti yang dilansir dari The Guardian pada Senin (1/3/2021).

Dalam catatan penelitian baru, PWYP mengatakan perusahaan Australia Woodside, grup Perancis Total dan MPRL E&P, yang dikendalikan oleh pengusaha Myanmar, U Moe Myint, seharusnya menghentikan eksplorasinya di Myanmar.

Baca berita selengkapnya di sini

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber Kompas.com
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com