Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Baru Tahanan Militer Myanmar: Dokter, Seniman hingga Peramal Jadi Sasaran

Kompas.com - 03/03/2021, 12:10 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

Selain Suu Kyi dan anggota kabinetnya, mereka termasuk dokter dan guru, aktor dan penyanyi, serta warga sipil lainnya. Mereka telah mengambil bagian dalam demonstrasi yang mengguncang negara hampir setiap hari sejak kudeta.

Beberapa hari setelah kudeta, polisi juga mendatangi Hein Min Aung, seorang astrolog dari pinggiran kota Yangon. Peramal ini telah melakukan ritual doa untuk jatuhnya junta militer yang baru.

“Kediktatoran militer ini mungkin takut dengan doa yang dilakukan oleh Hein Min Aung karena dia juga meminta warga untuk berdoa agar lepas dari situasi ini,” kata pacarnya, Thit Thura Zen.

Baca juga: Junta Myanmar Tembaki Massa Anti-kudeta dengan Peluru Tajam dan Gas Air Mata

Banyak orang Myanmar berkonsultasi dengan peramal, terutama pada saat krisis. Mantan diktator Ne Win dan Than Shwe dikatakan telah membuat keputusan-keputusan penting berdasarkan nasihat para astrolog dan ahli numerologi, menurut laporan DNA.

Hein Min Aung menjalankan bisnisnya sebagian besar secara online. Dia membuat prediksi tahunan dan menasihati orang-orang tentang bagaimana menghindari masalah.

Dia adalah yatim piatu dari Pathein, di wilayah delta Irrawaddy. Pria itu datang ke Yangon saat remaja dan belajar teknik untuk menjadi seorang astrolog sebelum putus sekolah.

Menurut kekasihnya, sejak ditangkap, belum ada kabar di mana dia ditahan. Padahal pria berusia 25 tahun itu memiliki jantung yang lemah dan bergantung pada tangki oksigen.

"Sudah lebih dari sepuluh hari dan saya tidak bisa menghubunginya atau tahu bagaimana keadaannya," tambahnya.

Pemerintah Myanmar tidak menanggapi permintaan komentar tentang penahanan tersebut. Seorang juru bicara departemen penjara tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Junta Myanmar tidak menanggapi permintaan untuk mengomentari penahanan tersebut. Tetapi mengancam akan menindak mereka yang dituduh membuat negara itu tidak stabil. Meski tentara Myanmar merebut kekuasaan setelah tuduhan kecurangan dalam pemilihan umum 8 November ditolak.

Baca juga: Kisah Perang: Tiga Kudeta Myanmar dan Berakhirnya Burma

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com