HERAT, KOMPAS.com - Rumah Sakit swasta Loqman Hakim membantah mereka menjadi perantara penjualan ginjal, dan menyebut warga Afghanistan berbohong.
Rumah sakit di kota miskin Herat itu disebut terkenal sebagai rujukan orang-orang yang ingin membeli ginjal, karena ada perantara yang bisa mempertemukan dengan penjual.
Namun, RS tersebut dengan tegas membantahnya. Para staf juga enggan berkomentar sampai penyelidikan pemprov selesai.
Baca juga: Warga Afghanistan Ramai-ramai Jual Ginjal demi Bayar Utang, Ini Kisahnya...
Mereka berkata ke The Telegraph, orang-orang berbohong agar bisa mendapat bantuan pemerintah, atau rumor itu disebarkan oleh rumah sakit kompetitor.
Farid Ahmad Ejaz yang merupakan dokter senior di rumah sakit itu mengeklaim, bekas luka yang diperlihatkan orang-orang ke The Telegraph adalah hasil operasi lain.
"Contohnya operasi usus buntu, dan donasi ginjal sebagian besar berasal dari anggota keluarga," terangnya.
Kepala keuangan rumah sakit Masood Ghafoori pun membantah keras tuduhan yang beredar.
"Kenapa rumah sakit disalahkan tas sesuatu yang tidak terjadi di dalam?" kecamnya.
Baca juga: Butuh Donor Ginjal Saat Pandemi Covid-19, Gadis Ini Minta Bantuan di Media Sosial
"Tim sedang mencari pasien dan bagaimana mereka mendonasikan ginjal kepada penerima."
"Kebanyakan kasusnya dari saudara, atau kakak/adik, atau ayah, tapi ada juga yang sumbangan."
"Mungkin masalahnya adalah sebagian besar mereka adalah pengungsi internal. Mungkin mereka berpikir pemerintah akan membantu dan memberi mereka sesuatu," urai Asif Kabir.
Namun, Mohammad Taimori (26) yang mengaku telah menjual ginjalnya tahun lalu membantah dirinya atau yang lain berbohong.
"Dokter yang baik tidak akan melakukan ini. Mereka membantai manusia demi uang," keluh Taimori.
Baca juga: Cerita Najbullah Jual Ginjal demi Uang Nikah, agar Keluarganya Tak Dibunuh
Akhir bulan lalu muncul laporan dari The Telegraph, bahwa warga Afghanistan ramai-ramai menjual ginjalnya demi membayar utang.