Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Myanmar Berjam-jam Tembaki Pedemo Anti-Kudeta Militer

Kompas.com - 27/02/2021, 12:53 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

YANGON, KOMPAS.com - Polisi Myanmar menembakkan peluru karet untuk membubarkan massa di Yangon pada Sabtu (27/2/2021), yang masih menentang kudeta militer.

Negara itu diguncang gelombang protes pro-demokrasi sejak kudeta militer Myanmar menggulingkan kekuasaan Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.

Jurnalis AFP di lokasi melaporkan, tidak diketahui apakah ada peluru tajam yang dipakai polisi, saat menembaki pengunjuk rasa dan para jurnalis di persimpangan Myaynigone.

Baca juga: Demo Myanmar Ricuh, Pendukung Militer Serang Pedemo dengan Pisau

Sebelumnya pada Jumat (26/2/2021) penembakan terjadi selama berjam-jam di lokasi yang sama.

Kemudian ratusan pedemo dari etnis Mon berkumpul di sana hari ini untuk memperingati Hari Nasional Mon.

Mereka bergabung dengan kelompok etnis minoritas lainnya guna menentang kudeta Myanmar.

Baca juga: Sorotan Media Asing terhadap Indonesia yang Diprotes Massa Anti-Kudeta Myanmar

Polisi lalu datang untuk membubarkan massa, mengejar pengunjuk rasa dan jurnalis yang bersembunyi di gedung-gedung dekat situ.

Sebanyak tiga jurnalis termasuk dalam orang-orang yang ditahan pada Sabtu (27/2/2021).

"Apa yang polisi lakukan? Mereka melindung diktator gila," teriak para pedemo.

Baca juga: KBRI Yangon Didemo, Indonesia Bantah Dukung Pemilu Baru di Myanmar

Demonstran menyebar ke jalan-jalan kecil di perumahan, dan membangun barikade dari kawat berduri serta meja untuk mencegah polisi masuk.

Reporter lokal menyiarkan adegan itu secara langsung di Facebook, termasuk saat suara tembakan terdengar.

"Kami akan mencoba mencari cara lain untuk memprotes - tentu saja, kami takut akan tindakan keras mereka," kata pedemo Moe Moe (23) dengan nama samaran.

"Kami akan berjuang sampai menang," lanjutnya dikutip dari AFP.

Baca juga: Demo Kudeta Myanmar Membesar, Ratusan Ribu Orang Tak Gentar Ditembak Militer

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com