Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duterte Sedih atas Baku Tembak Antar-anggota Aparat Penegak Hukum Filipina

Kompas.com - 25/02/2021, 20:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber CNN,Rappler

MANILA KOMPAS.com – Presiden Filipina Rodrigo Duterte bersumpah akan melakukan penyelidikan atas baku tembak antara dua agensi anti-narkoba.

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Kepolisian Nasional Filipina (PNP) Kota Quezon baku tembak dengan Badan Penegakan Narkoba Filipina (PDEA).

Awalnya, PNP Kota Quezon menggelar operasi penggerebekan gembong narkoba di tempat parkir makanan cepat saji di Quezon, Filipina pada Rabu (24/2/2021).

Bertepatan dengan penggerebekan itu, agen PDEA sedang menyamar dan melakukan transaksi dengan gembong narkoba.

Baca juga: Filipina Tawarkan Perawatnya ke Inggris dan Jerman demi Dapat Vaksin Covid-19

Saat petugas dari PNP Kota Quezon melepaskan tembakan, agen PDEA membalas tembakan tersebut sebagaimana dilansir dari CNN.

Akibatnya, dua polisi PNP Kota Quezon tewas dan tiga agen PDEA juga terluka dan dirawat di rumah sakit sebagaimana dilaporkan PNA.

Juru Bicara Kepresidenan Filipina Harry Roque mengatakan, Duterte menyampaikan kesedihan sekaligus keprihatinannya sebagaimana dilansir dari Rappler.

Baca juga: Akibat Salah Paham, Polisi Filipina Baku Tembak Antar-anggota Saat Gerebek Gembong Narkoba

"Presiden menyampaikan kesedihan sekaligus keprihatinan, atas adanya baku tembak antara orang-orang yang bekerja di pemerintahan," kata Roque, Kamis (25/2/2021).

Duterte pertama kali mendapat kabar tentang baku tembak tersebut pada Rabu malam waktu setempat.

Ketika itu, dia mengakhiri pertemuannya dengan pejabat satuan tugas pandemi di istana kepresidenan atau Malacanang.

Presiden bertekad untuk mengetahui kebenaran di balik operasi itu dan apa yang menyebabkan kedua lembaga yang memimpin perang narkoba itu saling menodongkan senjata.

Baca juga: Nakes Filipina Tidak Diberi Vaksin Sinovac karena Kemanjuran Rendah

Roque menambahkan, Duterte memastikan akan menyelesaikan insiden itu dan akan menggelar penyelidikan yang independen.

Roque menyamakan insiden tersebut dengan pertengkaran antara polisi dan militer di Jolo, Sulu, pada Juni 2020.

Dalam insiden itu, tentara menuduh polisi menembak mati perwira intelijen militer dan kemudian menutupi kejahatan tersebut.

Di depan komandan militer di Kota Zamboanga, Duterte memohon dalam pidatonya agar militer menenangkan diri dan berkepala dingin.

PNP dan PDEA telah meluncurkan penyelidikan bersama atas insiden baku tembak tersebut.

Baca juga: DPR Filipina Setujui RUU Mengenai Peringatan Hari Hijab Nasional

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN,Rappler
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com