Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Salah Paham, Polisi Filipina Baku Tembak Antar-anggota Saat Gerebek Gembong Narkoba

Kompas.com - 25/02/2021, 17:30 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber CNN

QUEZON, KOMPAS.com – Polisi Filipina baku tembak antar-anggotanya sendiri karena salah paham terkait penggerebekan gembong narkoba.

Awalnya, Kepolisian Nasional Filipina (PNP) Kota Quezon menggelar operasi penggerebekan gembong narkoba di tempat parkir salah satu makanan cepat saji di Quezon, Filipina.

Bertepatan dengan penggerebekan itu, anggota Badan Penegakan Narkoba Filipina (PDEA) sedang menyamar dan melakukan transaksi dengan gembong narkoba.

Saat petugas dari PNP Kota Quezon melepaskan tembakan, polisi dari PDEA membalas tembakan tersebut.

Baca juga: Nakes Filipina Tidak Diberi Vaksin Sinovac karena Kemanjuran Rendah

Akibatnya, dua polisi PNP Kota Quezon tewas dan tiga agen PDEA juga terluka dan dirawat di rumah sakit sebagaimana dilaporkan Philippine News Agency (PNA).

Dilansir dari CNN, peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (24/2/2021) malam waktu setempat.

Pihak berwenang lantas telah meluncurkan penyelidikan paralel melalui penyelidikan gabungan PNP-PDEA dan penyelidikan oleh Biro Investigasi Nasional Filipina.

Juru bicara PDEA Derrick Carreon mengatakan, agen PDEA telah telah bertindak sesuai operasi yang dilancarkan.

Baca juga: DPR Filipina Setujui RUU Mengenai Peringatan Hari Hijab Nasional

"Untuk saat ini, yang jelas, Dinas Penegakan Hukum Khusus PDEA berada di area dalam operasi legitimasi," kata Carreon, PNA melaporkan.

Carreon mengatakan, saat ini PDEA menyerahkan penyelidikan kepada Badan Penyelidikan Gabungan yang dibentuk.

“Untuk saat ini, prioritas kami adalah menangani personel kami yang terluka," kata Carreon.

Di sisi lain, juru bicara PNP Brigjen Ildebrandi Usana mengatakan kepada PNA bahwa insiden tidak memengaruhi koordinasi dan kelanjutan hubungan antara PNP dan PDEA.

Baca juga: Pilih Suntik di Pantat, Presiden Filipina Tolak Divaksin Covid-19 secara Terbuka

“Meski serius, (insiden) itu tidak akan memengaruhi kelanjutan hubungan operasional dan koordinasi yang telah lama dilakukan dalam memerangi obat-obatan terlarang,” kata Usana.

"Untuk menentukan kebenaran di balik insiden tersebut, Dewan Penyelidikan Gabungan PNP-PDEA akan dibentuk untuk menentukan apa yang terjadi dan siapa yang harus dimintai pertanggungjawaban," imbuh Usana.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah memimpin "perang melawan narkoba" di negara itu sejak berkuasa pada 2016.

Tak jarang, perang terhadap narkoba tersebut turut mendorong tindakan keras terhadap pengedar dan pencandu narkoba.

Kampanye pemberantasan narkoba yang sering disertai kekerasan itu telah menyebabkan ribuan orang tewas, menurut laporan polisi dan kelompok hak asasi manusia.

Baca juga: Presiden Filipina Larang Anak-anak Keluar Rumah, Khawatir Varian Baru Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com