Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mesin Penjual Otomatis dengan Barang Dagangan Tak Lumrah Menjamur di Singapura

Kompas.com - 21/02/2021, 18:50 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

SINGAPURA, KOMPAS.com - Pusat perbelanjaan di lingkungan Kovan di Singapura sepertinya bukan tempat yang tepat untuk berbelanja salmon atau daging sapi wagyu.

Namun, di sinilah kedua produk itu ada, tersedia di mesin penjual otomatis di sebelah gerai penata rambut dan klinik dialisis.

Jurnalis BBC, Tim McDonald, bertanya-tanya apakah dia bisa menemukan mesin penjual otomatis surf and turf (hidangan yang mengombinasikan seafood dan daging sapi dalam satu piring), dan apakah itu akan enak.

Hanya ada satu cara untuk mengetahuinya.

McDonald memilih irisan salmon gaya sashimi dan striploin wagyu Australia. Mesin penjual otomatis yang menyediakan salad terdekat ada di lingkungan sebelah. Jadi McDonald menunda mengudap sayuran untuk hari lain.

Baca juga: Setor Dollar Singapura Palsu, Pendeta Batam Dipenjara 4 Tahun 2 Bulan

Piza, kaktus, dan lainnya

Mesin penjual otomatis kini sedang ngetren di Singapura.

Tak hanya daging wagyu atau salmon, mesin itu juga menyediakan roti, pastel, piza yang baru saja dimasak, jus jeruk yang baru diperas dan bahkan kepiting cabai yang dimasak, makanan favorit penduduk setempat yang terkenal dengan harga 60 dollar Singapura atau sekitar Rp 650.000.

Minuman dan kudapan ringan masih mendominasi, namun ragamnya semakin banyak.

Satu perusahaan telah mendirikan jaringan kafe yang menyajikan hidangan lokal yang hangat dari mesin.

Baca juga: Tak Setuju Kudeta Militer, Perusahaan Singapura Hentikan Bisnis dengan Polisi Myanmar

Ada juga toko serba ada yang menjual segala sesuatu mulai dari plester hingga kacang panggang dari mesin.

Sebuah perusahaan retail lokal memiliki mesin penjual buku, sementara perusahaan lain menjual kaktus.

Perusahaan riset pasar, Euromonitor, mengatakan pendapatan mesin penjual otomatis di Singapura tumbuh sekitar 15 persen dari 91 juta dollar Singapura (Rp 965 miliar) pada 2014 menjadi 104,5 juta dollar Singapura (Rp 1,1 triliun) pada 2019.

Tahun 2020 diperkirakan akan menjadi tahun yang buruk karena pandemi, tetapi pertumbuhan pendapatan diperkirakan akan berlanjut tahun ini.

Baca juga: Cerita Momen Janggal Sebelum Kecelakaan Maut BMW Singapura

Mengapa Singapura?

Alasan pengusaha mesin penjual otomatis mencoba produk baru sangat beragam, seperti bisnis itu sendiri.

Manish Kumar, direktur pengelola Salmon Norwegia, mengatakan mesin penjual otomatis menawarkan ruang ritelnya sendiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com