LONDON, KOMPAS.com - Inggris pada Jumat (19/2/2021) menantang para negara anggota G7 untuk mengembangkan vaksin Covid-19 masa depan dengan target 100 hari.
Melansir Reuters pada Jumat (19/2/2021), Perdana Menteri Inggris Boris Johnson yang menjadi presiden G7 memiliki misi untuk membangun pendekatan antarnegara yang lebih terkoordinasi terhadap pandemi Covid-19 di masa depan, termasuk pembuatan perjanjian kesehatan global.
Baca juga: Pfizer Mulai Uji Coba Vaksin Covid-19 ke Wanita Hamil
Johnson ingin mengubah kepemimpinan AS di bawah Donald Trump dalam G7 sebelumnya, dan menempatkan kehancuran Covid-19 dalam puncak agenda global, yang fokus menyoroti perihal kesehatan, perubahan iklim, serta pemulihan ekonomi yang adil.
Dia akan memulai agenda itu pada Jumat (19/2/2021) dengan berjanji untuk membagikan kelebihan dosis vaksin Covid-19 kepada negara berkembang, dan menyerukan bantuan pengembangan vaksin virus corona lebih cepat.
Baca juga: Para Pakar WHO Kecam Laporan Sesat Media AS terkait Penyelidikan Asal-Usul Covid-19 di China
“Dengan memanfaatkan kecerdikan kolektif kami, kami dapat memastikan kami memiliki vaksin, perawatan, dan tes untuk bersiap-siap menghadapi ancaman kesehatan di masa depan, saat kami mengalahkan Covid-19 dan membangun kembali bersama-sama dengan lebih baik,” ujar Johnson.
Butuh waktu 314 hari dari identifikasi pertama kluster Covid-19 di China pada Desember hingga hasil uji coba vaksin pertama berhasil.
Inggris memuji itu sebagai pencapaian besar, tetapi mengatakan ke depan pencapaian itu harus dilakukan lebih cepat.
Baca juga: Presiden Perancis: Dunia Butuh Vaksin China dan Rusia agar Menang Lawan Covid-19
Ia mendorong target 100 hari yang sebelumnya ditetapkan oleh Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi.
Johnson akan berkomitmen untuk mengirimkan sebagian besar kelebihan vaksin Covid-19 yang dimilikinya di akhir tahun ini ke skema Covax yang membantu memasok suntikan ke negara-negara miskin.
Dia akan mendorong negara G7 lainnya untuk melakukan hal yang sama.
Baca juga: Vatikan Ancam Karyawan yang Tolak Vaksin Covid-19 dapat Kehilangan Pekerjaan
“Sebagai pemimpin G7, kita harus mengatakan hari ini: jangan pernah lagi (menimbun vaksin Covid-19),” ucap Johnson akan memberi tahu Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Perancis, Italia, dan Kanada.
Sementara itu, pertemuan G7 itu menjadi keterlibatan multilateral pertama Joe Biden sejak ia mengambil alih kursi pemerintahan Trump yang pendekatannya sering membuat upaya untuk membangun konsensus internasional berantakan.
Baca juga: Mahathir Beri Nasihat ke PM Malaysia jika Ingin Krisis Covid-19 Berakhir
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.