Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Rahasia Kesuksesan Program Vaksin Massal di Inggris

Kompas.com - 15/02/2021, 14:59 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

Peluncuran memprioritaskan suntikan vaksin Covid-19 pertama, menjadwalkan jeda 12 minggu hingga dosis kedua.

Meskipun ini kontroversial, pejabat Inggris bersikeras penundaan pemberian dosis kedua dapat melindungi banyak nyawa. Sementara perlindungan awal dari dosis pertama diklaim baik efektivitasnya.

Minggu lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya memberikan dukungan atas kebijakan Inggris untuk menunda pemberian dosis kedua vaksin lebih lama dari ketentuan produsen.

Baca juga: Dewan Keamanan PBB Akan Bahas Masalah Dunia Rebutan Vaksin Covid-19

4. Keterlibatan militer dan relawan

NHS membuka ribuan pusat vaksin sementara, termasuk di katedral, kuil, dan tempat olahraga seperti stadion sepak bola dan lapangan kriket Lord di London.

Sementara dokter terlibat, relawan juga telah dilatih untuk memberikan suntikan vaksin.

Layanan Ambulans St John yang memiliki spesialis dalam pendidikan pertolongan pertama melatih lebih dari 30.000 sukarelawan.

Ratusan tentara juga turut dilibatkan. Beberapa petugas medis terlatih, membantu mendirikan dan menjalankan pusat vaksin, dan menangani logistik yang rumit.

5. Menggalang dukungan publik

Ratu Elizabeth II, (94 tahun) dan suaminya Pangeran Philip (99 tahun), mendapatkan dosis pertama mereka pada awal Januari.

Putra tertuanya dan pewaris Tahta Pangeran Charles (72 tahun) dan istri keduanya Camilla (73 tahun) mendapatkan dosis pertama vaksin pada Februari.

Selebritas Inggris juga mendorong masyarakat untuk divaksinasi. Diantaranya bintang pop berusia 73 tahun Elton John dan aktor Michael Caine (87 tahun). Mereka mengambil bagian dalam iklan untuk NHS.

Anggota parlemen dan dokter, dari ras kulit hitam maupun Asia juga bergabung dengan kampanye publik untuk mendorong lebih banyak etnis minoritas. Kelompok ini biasanya lebih enggan menerima vaksin.

Baca juga: Rasialisme Bikin Orang Afro-Amerika di AS Jadi Skeptis terhadap Vaksin Covid-19

6. Antisipasi tantangan masa depan

Kampanye anti-vaxxing daring telah disalahkan atas kurangnya penerimaan vaksin di antara komunitas kulit hitam, Asia, dan etnis minoritas (BAME), yang secara tidak proporsional dipengaruhi oleh virus.

Ada juga klaim palsu termasuk bahwa vaksin itu mengandung babi.

Bulan ini Royal College of GPs mengatakan analisis datanya menemukan hanya 47 persen orang Asia mau menerima vaksinasi dibandingkan orang kulit putih.

Laju peluncuran vaksin di Inggris juga berfluktuasi karena persediaan vaksin yang tersedia. Baik Pfizer dan AstraZeneca pada bulan Januari mengatakan kepada UE akan menunda pasokan yang dijanjikan karena masalah produksi.

Inggris juga mengantisipasi munculnya varian baru yang mengharuskan mereka menyesuaikan vaksinnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com