Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joe Biden Galau soal Penarikan Pasukan AS dari Afghanistan

Kompas.com - 12/02/2021, 17:39 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Joe Biden menghadapi "dilema serius" lantaran batas waktu untuk penarikan pasukan di Afghanistan semakin dekat, tapi Taliban belum juga menunjukkan tanda-tanda akan mengakhiri pertumpahan darah di sana.

Presiden AS ke-46 itu telah memerintahkan peninjauan kembali kesepakatan Washington dengan Taliban pada tahun lalu, yang menjanjikan penarikan seluruh pasukan per 1 Mei.

Dengan kesepakatan itu, diharapkan ada jaminan keamanan oleh kelompok militan itu dan komitmen untuk pembicaraan damai dengan pemerintah Afghanistan.

Baca juga: Pasca Perjanjian Damai, Serangan Taliban Masih Meningkat di Ibu Kota Afghanistan

Pembicaraan damai saat ini berjalan sangat lambat, tapi hampir tidak ada hari tanpa ledakan bom, serangan terhadap pasukan pemerintah Afghanistan atau target pembunuhan di suatu tempat di negara itu oleh milisi Taliban.

"Tingkat kejahatan tetap sangat, sangat tinggi...yang membuat kaget dan sangat mengecewakan," ujar pejabat senior Departemen Luar Negeri AS pada pekan ini dengan syarat anonim seperti yang dilansir dari AFP pada Jumat (12/2/2021).

"Itu tidak diragukan lagi merusak suasana untuk semua jenis penyelesaian konflik Afghanistan," imbuhnya.

Baca juga: Taliban Tuduh AS Hancurkan Rumah dan Bunuh Warga Sipil di Afghanistan

Taliban terus-menerus menyangkal bertanggungjawab atas serangkaian serangan itu, sementara saingannya, ISIS yang banyak mengklaim atas serangan itu.

Namun, Washington tetap berada pada pendapat yang sama, yaitu Taliban yang harusnya disalahkan.

"Dalam pandangan kami, Taliban yang seharusnya bertanggungjawab atas sebagian besar target pembunuhan yang terjadi," kata sumber itu dan menambahkan bahwa mereka menciptakan "sebuah ekosistem kekerasan".

"Ini jelas maksud mereka, saya pikir, untuk mengacaukan masyarakat...untuk manambah keraguan orang-orang tentang pemerintah mereka dan untuk menambah aura kemenangan (Taliban) yang tak terhindarkan," lanjutnya.

Baca juga: Militer AS Terang-terangan Salahkan Taliban atas Pembunuhan di Afghanistan

Tanpa pertempuran mematikan  

Biden mengatakan sekarang pemerintahannya menghadapi "dilema serius", karena dirinya telah berkomitmen untuk tetap menjaga kesepakatan, meski ada peninjauan olehnya.

Jika Washington memutuskan untuk menjaga pasukan lewat dari batas waktu, maka pasukan AS akan menghadapi pertempuran sekali lagi, setelah setahun tanpa ada pertempuran yang mematikan pasukan Amerika.

Namun di sisi lain, jika AS menarik pasukan sesuai jadwal, maka akan meninggalkan pemerintahan Afghanistan dalam kondisi yang rapuh bergantung pada belas kasih pasukan pemberontak, yang dapat mengakibatkan pembantaian baru, yang tidak mungkin diabaikan dunia.

Pentagon selama sestahun terakhir telah mengurangi jumlah pasukan AS di Afghanistan menjadi 2.500.

Sementara, NATO pada akhir bulan ini akan mendiskusikan nasib 10.000 personilnya di Afghanistan, yang sebagian besar berperan mendukung di balik layar.

Baca juga: Jenderal Paling Senior AS Desak Taliban Kurangi Kekerasan dan Tagih Janji Soal Afghanistan

Pejabat AS menyatakan bahwa setiap risiko terhadap nyawa "pasukan Amerika dan kaolisinya...akan sangat, sangat menjadi prioritas kami".

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani telah mendesak Biden untuk menghindari penarikan pasukan secara gegabah, dan menginginkan presiden AS yang baru menjabat 24 hari ini untuk lebih banyak menekan Taliban, agar membuat konsesi dalam pembicaraan damai di Doha, Qatar.

"Pemerintah Afghanistan cemas dan siap untuk bernegosiasi. Mereka pergi ke Doha dengan persiapan...dan mereka tidak dapat menemui siapa-siapa. Itu mengecewakan," ujarnya.

Menurutnya, Taliban memenangkan beberapa pihak sebagai "teman" dengan pendekatannya.

"Apa yang mereka salah perhitungkan adalah bahwa hal itu secara aneh mengubah medan perang dalam hal opini dunia dan dalam hal dukungan yang dimiliki negara ini (Afghanistan)," ungkapnya.

Baca juga: Taliban Serang Pos Patroli, 10 Pasukan Keamanan Afghanistan Tewas

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com