Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turki Bersikeras Beli Sistem Rudak S-400: Keputusannya Tak Dibuat dalam Semalam

Kompas.com - 12/02/2021, 17:15 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

ANKARA, KOMPAS.com - Pemerintah Turki menegaskan, mereka tidak akan meninggalkan sistem rudal S-400 yang dibeli dari Rusia.

Melalui juru bicara kepresidenan, Ankara berharap bisa menyelesaikan isu ini dengan AS di tengah ancaman sanksi ekonomi.

"Turki tidak akan menyerahkan sistem S-400," tegas Ibrahim Kalin dalam wawancara dengan TRT Haber yang disiarkan Kamis (11/2/2021).

Baca juga: Beli Sistem Pertahanan S-400 dari Rusia, Turki Kena Sanksi AS

"Keputusan (membeli) S-400 tidak dibuat dalam semalam," lanjutnya, seraya menuturkan sudah berkontak dengan Penasihat Keamanan AS, Jake Sullivan.

Dilansir Russian Today, Kalin mengatakan dia sudah menelepon Sullivan di pekan lalu, dan keduanya bakal berhubungan lagi beberapa hari ke depan.

Washington berulang kali menegaskan sistem rudal S-400 tidak sesuai dengan NATO, di mana Turki dituding sudah melanggar komitmen aliansi.

Sebagai bentuk respons, AS sempat membekukan partisipasi maupun pembelian Ankara terhadap jet tempur generasi kelima, F-35.

Pada Desember, pemerintahan Presiden Donald Trump mengancam bakal menghukum Turki karena menolak membatalkan pembelian.

Pemerintahan Trump memberikan sanksi terhadap Industri Pertahanan Negara (SSB), karena meneken kontrak dengan Moskwa.

Baca juga: Sanksi AS Siap Jatuhkan Turki atas Akuisisi Sistem Pertahanan Udara S-400 Rusia

Meski melakukan sejumlah perubahan, Joe Biden yang menggantikan Trump menyiratkan sikapnya terhadap S-400 sama dengan pendahulunya.

Kalin menjelaskan, tensi dua negara bisa diredam dengan solusi yang ditawarkan Ankara, dengan pertemuan Biden dan Presiden Recep Tayyip Erdogan bakal segera terjadi.

Pada Selasa (9/2/2021), Menteri Pertahanan Hulusi Akar menawarkan mereka hanya akan mengaktifkan sebagian S-400.

Baca juga: Uji Coba Sistem Rudal S-400, Turki Diancam Sanksi oleh AS

"Kami tak perlu menggunakan mereka secara berkala," kata dia kepada Hurriyet. Kalin pun membantah pernyataan Akar.

Dia kemudian mengklarifikasi kalau pernyataan si menhan sudah disalahpahami. Namun, dia tak menjelaskan apa maksud sebenarnya.

Kalin melanjutkan, mendapatkan solusi tentang sistem rudal itu butuh waktu. Namun, dia menyoroti kesiapan Washington menggelar diskusi bukti "mereka masih peduli dengan Turki".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Global
Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Global
Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Global
AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

Global
Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Global
Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Global
Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Global
Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Global
Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Global
Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Internasional
Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com