YANGON, KOMPAS.com - Markas partainya Aung San Suu Kyi, National League for Democacy (NLD), digerebek dan dijarah militer Myanmar.
Musibah itu disampaikan NLD di Facebook pada Selasa malam (9/2/2021) waktu setempat.
Mereka mengumumkan bahwa diktator militer telah menggerebek dan merusak markas NLD.
Baca juga: Demo Thailand Mulai Lagi, Massa Tiru Taktik Pedemo Myanmar
Penggerebekan dan penjarahan ini terjadi seminggu usai Aung San Suu Kyi digulingkan dalam kudeta Myanmar, mengembalikan kekuasaan ke militer setelah 10 tahun menjadi negara demokrasi.
NLD sekarang tanpa pemimpin, karena Aung San Suu Kyi ditahan bersama Presiden Win Myint dan para petinggi partai.
"Kami ingin segera ke markas besar, tetapi karena jam malam, kami tahu bakal jadi masalah," kata Soe Win anggota NLD yang mengurus markas di Yangon, kepada AFP pada Rabu (10/2/2021).
"Kami harus menunggu sampai pagi."
Baca juga: Militer Myanmar Bingung? Surati Rekan Sesama Pelaku Kudeta di Thailand Minta Bantuan Demokrasi
Kemudian setelah jam malam berakhir pada pukul 04.00 pagi, anggota partai bergegas ke markas di Shwegondine untuk mengecek kerusakan.
"Tidak ada kunci dan pintu utama kami dibiarkan terbuka... kami dapati semua kunci di pintu kami rusak," ungkap Soe Win.
Di ruang server mereka, CPU hilang beserta printer dan scanner, sedangkan kabel server digunting dan dibiarkan berantakan.
Namun sebelum kabel server CCTV diputus, satpam dapat melihat petugas militer dan polisi serta orang-orang sipil menggeledah meja dan laci kantor.
"Brankasnya dibobol," tutur Soe Win bersedih sambil menunjukkan brankas besar warna abu-abu yang terbuka.
"Ada uang tunai, cek bank, dan buku tabungan... Saya tidak tahu jumlah persisnya berapa."
Baca juga: Dari Pria Bertelanjang Dada sampai Wanita Bergaun Pengantin Berdemo di Myanmar
Barang hilang lainnya adalah daftar tamu yang ditandatangani pengunjung ketika mereka mendatangi markas besar di Yangon itu.
"Kami lebih sedih karena penggerebekan terjadi pada jam malam," kata Soe Win.
Ia pun mengatakan, NLD akan membuat pengaduan ke polisi meski mereka tidak memercayainya.
Militer Myanmar menuduh partai NLD melakukan kecurangan dalam pemilu tahun lalu, sehingga tidak mengakui kemenangannya dan melakukan kudeta.
Panglima Angkatan Darat Jenderal Min Aung Hlaing sekarang memegang kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif di Myanmar.
Baca juga: Militer Myanmar Gerebek dan Hancurkan Markas Besar Partai Aung San Suu Kyi di Yangon
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.