Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kuda Nil Kokain" Warisan Pablo Escobar Menjelma jadi Ancaman Lingkungan

Kompas.com - 10/02/2021, 19:13 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

MEDELLIN, KOMPAS.com - Pablo Escobar merupakan nama yang coba dihapus dari ingatan publik Kolombia dalam 30 tahun terakhir. Sebagai salah satu bandit yang dikenal paling bengis sepanjang masa, dia merupakan pendiri kartel narkoba Medelin pada 1980-an dan diyakini pernah jadi salah satu orang terkaya dunia.

Escobar juga diingat atas sejumlah aksi kekerasannya melawan penegakan hukum di Kolombia, di antaranya penculikan, pengeboman, dan pembunuhan tanpa pandang bulu.

Bahkan, bagi kalangan ilmuwan, gembong kokain itu juga berperan menciptakan bom waktu ekologis.

Baca juga: Ilmuwan Minta Kuda Nil Peliharaan Bandar Narkoba Pablo Escobar Dibunuh, Ini Alasannya...

Sekelompok kuda nil yang dibawa Escobar ke kebun binatang pribadinya beberapa puluh tahun silam telah berkembang biak. Menurut kalangan ilmuwan, hewan-hewan itu menyebar ke Sungai Magdalena, salah satu saluran air utama di Kolombia.

Dalam studi yang dipublikasikan jurnal Biological Conservation pada 17 Januari lalu, sekelompok ilmuwan menyatakan bahwa memusnahkan hewan-hewan itu merupakan satu-satunya cara untuk mengatasi dampak lingkungan yang mereka timbulkan.

"Kami jelas-jelas merasa kasihan atas hewan-hewan itu namun, sebagai ilmuwan, kami harus jujur," kata pakar biologi Kolombia yang salah satu penulis studi itu, Nataly Castelblanco, kepada BBC.

"Kuda nil merupakan spesief yang invasif di Kolombia dan bila kita tidak membunuh sebagian dari populasi mereka saat ini, situasinya bisa jadi tidak terkendali dalam 10 atau 20 tahun mendatang."

Tumbuh masalah

Berkembang biaknya hewan yang disebut "kuda nil kokain" itu terkait langsung dengan pembunuhan atas Pablo Escobar oleh pasukan keamanan Kolombia pada 1993.

Baca juga: Sinopsis Escobar: Paradise Lost, Ketika Cinta Dihadapkan dengan Kartel Narkoba

Setelah kematiannya, pihak berwenang menyita properti milik Escobar bernama Hacienda Napoles, yaitu rumah mewah yang berjarak 250 km dari barat laut ibu kota Kolombia, Bogota.

Di sana, mereka pun membongkar kebun binatang pribadi Escobar - walau nantinya menjadi bagian dari taman hiburan yang populer. Hewan-hewan peliharaan di Hacienda Napoles kemudian dipindahkan ke sejumlah taman margasatwa di penjuru negeri, kecuali kuda nil.

"Secara logistik sulit memindahkan mereka, sehingga pihak berwenang membiarkannya tetap di sana, kemungkinan besar mengira mereka pada akhirnya akan mati," kata Castelblanco.

Pablo Escobar, salah satu gembong narkoba terbesar dunia asal Kolombia.AFP Pablo Escobar, salah satu gembong narkoba terbesar dunia asal Kolombia.

Sebaliknya, mereka justru berkembang pesat.

Selama bertahun-tahun, para ilmuwan mendata berapa banyak kuda nil yang hidup di saluran-saluran air di Kolombia. Muncul angka antara 80 hingga 120 ekor.

"Ini merupakan kumpulan kuda nil terbesar di luar Afrika, yang merupakan wilayah asal mereka," kata dokter hewan dan konservasionis Carlos Valderrama kepada BBC.

Jumlah mereka diperkirakan terus bertambah banyak. Castelblanco dan rekan-rekannya mengatakan bahwa populasi mamalia tersebut, bila tidak dimusnahkan, bisa mencapai lebih dari 1.400 spesimen di awal 2034 - semuanya merupakan keturunan dari seekor jantan dan tiga ekor betina.

Baca juga: Sinopsis Narcos, Serial Biografi Mafia Narkoba, Pablo Escobar

Agar hal tersebut tidak terjadi, dalam studi itu, mereka membayangkan skenario ideal 30 ekor kuda nil itu perlu dimusnahkan atau dikebiri setiap tahun.

Tapi mengapa kawanan kuda nil itu jadi masalah?

Castelblanco menjelaskan bahwa "kuda nil kokain" itu telah memanfaatkan peluang berevolusi. Di Amerika Selatan, mereka tidak diancam predator-predator alami seperti singa atau buaya, yang biasanya mengincar anak-anak kuda nil untuk jadi santapan.

Itu yang membuat kuda nil di wilayah itu bisa bereproduksi dengan mudahnya. Hal itu pun dipermudah dengan kondisi cuaca.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Israel Siap Evakuasi Warga Sipil Palestina dari Rafah, Apa Tujuannya?

Israel Siap Evakuasi Warga Sipil Palestina dari Rafah, Apa Tujuannya?

Global
Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Global
Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com