Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewat Video Iklan, Black Lives Matter Serukan Dukungan Sidang Pemakzulan Trump

Kompas.com - 09/02/2021, 16:15 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber CNN

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Iklan Black Lives Matter (BLM) terbaru menyerukan untuk diakhirinya supremasi kulit putih, dengan memakzulkan dan menghukum mantan Presiden AS Donald Trump.

Iklan BLM tersebut dirilis ke publik ketika Senat AS mempersiapkan diri untuk memulai sidang pemakzulan Trum kedua pada Selasa (9/2/2021).

BLM secara terorganisasi menyalahkan Trump karena menghasut terjadinya pemberontakan di Gedung Capitol dan mendukung supremasi kulit putih dengan retorika ofensif serta kebijakan memecah belah sepanjang pemerintahannya.

Baca juga: Dianggap Inkonstitusional, Trump Tolak Bersaksi di Pemakzulan Dirinya

Video iklan BLM berdurasi singkat 32 detik itu menyuarakan aspirasinya melalui cuplikan dari kerusuhan 6 Januari di Gedung Capitol dan sejarah aksi massa Ku Klux Klan di masa lalu.

Iklan tersebut menunjukkan klip mengerikan dari para pendukung Trump yang memecahkan jendela kaca Gedung Capitol dan berdiri di mimbar di ruang Senat, dan jerat yang dipasang di atas balok kayu di depan Capitol pada hari itu.

"Anda merasakan sebagian kecil dari apa yang dirasakan oleh orang kulit hitam Amerika selama lebih dari 400 tahun," ucap narator dalam video iklan tersebut.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Black Lives Matter (@blklivesmatter)

Baca juga: Trump Ditinggal Para Pengacaranya Jelang Sidang Pemakzulan

Melansir CNN pada Senin (8/2/2021), Melina Abdullah, salah satu pendiri Black Lives Matter Los Angeles, mengatakan, menghukum Trump akan mengirimkan pesan bahwa Kongres mengutuk rasialisme dan ingin membasmi supremasi kulit putih.

"Iklan itu benar-benar tentang meminta pertanggungjawaban Trump serta semua pihak yang mengadvokasi dan berperilaku sebagai supremasi kulit putih yang bertanggung jawab," ujar Abdullah kepada CNN.

"Jadi, kita meminta anggota Kongres untuk mengambbil tindakan untuk memastikan Trump benar-benar dihukum dan dilarang dari jabatan negara ke depan, serta mencari anggota Kongres dan semua pejabat terpilih yang terlibat dalam tindakan kejinya," terangnya.

Baca juga: Seorang Perusuh Capitol yang Pakai Topi Bertanduk Hendak Bersaksi di Sidang Pemakzulan Trump

Iklan BLM mempromosikan petisi kelompoknya yang tidak hanya meminta Trump dihukum, tetapi menyerukan untuk menyingkirkan anggota Partai Republik yang terkait dengan kerusuhan Gedung Capitol yang berusaha untuk membalikkan hasil pemilu AS 2020.

Secara khusus, BLM menargetkan Senator Republik Ted Cruz, yang menunjukkan klip dirinya yang berkata "pemilihan dicurangi", klaim palsu yang disebarkan Trump setelah dia kalah dari Joe Biden dalam merebutkan kursi presiden.

Dalam banyak kasus, Trump menuduh kota-kota mayoritas kulit hitam melakukan penipuan pemilih tahun lalu.

Petisi itu juga menuntut penyelidikan atas hubungan antara supremasi kulit putih dan polisi Capitol, serta untuk media digital secara permanen melarang Trump dari semua platform, pencabutan dana polisi.

Baca juga: Disebut Menikmati dan Jadi Dalang Kerusuhan Capitol AS, Ini Bantahan Trump

Kemudian, mendorong anggota parlemen untuk mengesahkan BREATHE Act, yang menyerukan divestasi kepolisian dan menginvestasikan kembali ke perumahan, pendidikan, kesehatan, dan keadilan lingkungan bagi komunitas kulit berwarna.

Abdullah mengatakan, sementara Black Lives Matter masih menunggu realisasi janji Joe Biden yang akan mengubah arah kebijakan.

"Penting untuk diingat juga bahwa empat tahun Donald Trump menjabat, dia mendatangkan malapetaka," kata Abdullah.

"Jadi ada kebijakan yang harus dibatalkan dan saya senang melihat kebijakan itu mulai ditangani," ujarnya.

Baca juga: Donald Trump Muncul Lagi di Media Sosial dengan Bawa Pernyataan Ini...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com