BAGHDAD, KOMPAS.com - Kelompok minoritas Yazidi dari Irak utara membawa pulang 104 orang yang dibunuh ISIS selama terornya pada 2014, untuk dimakamkan dengan kembali secara layak.
Pada musim panas 2014, ekstremis ISIS menangkap anggota minoritas Yazidi dan membunuh ribuan orang dalam apa yang sekarang dikenal sebagi genosida.
Sebuah upacara pemakaman yang layak kemudian baru dilakukan 6 tahun setelah genosida terjadi, pada Kamis (4/2/2021) dalam peringatan Pasukan Tak Dikenal di Baghdad, sebelum mereka dibawa pulang ke Kocho, seperti yang dilansir dari BBC pada Minggu (7/2/2021).
Baca juga: Kota Lama Mosul, Tempat Muslim dan Kristen Hidup Harmonis di Irak
Melansir The Jerusalem Post pada Sabtu (6/2/2021), lama upacara pemakaman dilakukan karena kurangnyainvestasi internasional dan lokal dalam membantu para penyintas mengidentifikasi ribuan korban hilang dan korban yang dimakamkan di kuburan massal.
Baru sebanyak 104 jenazah yang telah diidentifikasi dan digali dari kuburan massal, untuk kemudian mereka dimakamkan di desa Kocho dekat Gunung Sinjar di provinsi Ninevah.
Jenazah-jenazah itu semuanya adalah pria yang telah dibunuh oleh militan ISIS pada Agustus 2014, kata kepala Organisasi Dokumentasi Yazidi, Khairi Ali Ibrahim, seperti yang dikutip dari BBC pada Minggu (7/2/2021).
Setiap peti mati dihiasi dengan foto mereka yang sebelumnya masuk dalam daftar orang yang hilang.
Baca juga: Pasukan Keamanan Irak Klaim Bunuh Pentolan ISIS
"Ini langkah awal dalam menghormati jenazah para korban ini dan juga akan menjadi langkah keadilan transisi, di mana para korban lainnya, perempuan, anak-anak, yang selamat dari genosida akan diberi kompensasi," kata aktivis hak asasi manusia Yazidi Mirza Dinnayi.
"Saya berharap kita bisa berbuat lebih banyak dalam melindungi Yazidi dan mengatakan tidak akan pernah lagi (genosida) untuk masa depan," lanjutnya.
Amnesty International mengatakan pada Juli bahwa ada sekitar 2.000 anak Yazidi yang selamat dari penahanan brutal di tangan ISIS masih belum mendapatkan perawatan yang dibutuhkan dan saat ini menderita masalah kesehatan fisik serta mental yang parah.
Baca juga: Paus Fransiskus Bakal Bertemu Ulama Syiah di Irak
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan