Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Balik Penjara, Navalny Minta Warga Rusia Kendalikan Rasa Takut

Kompas.com - 05/02/2021, 17:08 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com - Pemimpin oposisi Kremlin Alexei Navalny yang dipenjara baru-baru ini meminta agar warga Rusia mengatasi kekhawatiran dan rasa takut mereka.

Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memberi komentar publik pertamanya tentang Navalny dengan mendesak kepada pemerintah Rusia agar membebaskan aktivis itu.

Melansir Deutsche Welle, Jumat (5/2/2021), Navalny mengirim pesan kepada warga Rusia dari balik penjara. Mendesak kepada mereka untuk mengatasi rasa takut.

Dia juga meminta agar orang-orang Rusia mampu membebaskan negara mereka itu dari 'sekelompok pencuri'.

Navalny mengucapkan terima kasih kepada keluarga dan para pendukungnya melalui sebuah unggahan di Instagram, setelah pihak berwenang Rusia menangkap ribuan demonstran dengan alasan tindakan mereka ilegal.

"Pintu besi dibanting di belakang punggung saya dengan suara yang memekakkan telinga, tapi saya merasa seperti orang bebas. Karena saya yakin saya benar. Terima kasih atas dukungan Anda. Terima kasih atas dukungan keluarga saya," kata aktivis anti-korupsi yang akan menjalani masa tahanan 2 tahun 8 bulan setelah vonis awal pekan ini dengan dakwaan pelanggaran masa percobaan sebelumnya.

Baca juga: Putusan 2,5 Tahun Penjara untuk Alexei Navalny, Kembali Memicu Protes di Seluruh Rusia

Reaksi Biden dan Macron

Pada Kamis, Presiden AS Joe Biden membuat komentar publik pertamanya tentang Navalny dengan menuntut pembebasan pemimpin oposisi tersebut.

"Upaya Rusia untuk menekan kebebasan berekspresi dan berkumpul secara damai adalah masalah yang sangat memprihatinkan bagi kami dan komunitas internasional," kata Biden.

"Tuan Navalny, seperti semua warga Rusia, berhak atas haknya berdasarkan konstitusi Rusia. Dia menjadi sasaran karena mengungkap korupsi. Dia harus segera dibebaskan tanpa syarat."

Biden juga mengatakan bahwa Washington tidak akan lagi "tunduk dalam menghadapi tindakan agresif Rusia."

Sebelumnya di malam hari, Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa hukuman Navalny adalah suatu "kesalahan besar" bagi stabilitas Rusia.

"Kasus Navalny adalah situasi yang sangat serius," kata Macron dalam forum online yang disponsori oleh Dewan Atlantik, sebuah wadah pemikir yang berbasis di AS.

"Saya pikir ini adalah kesalahan besar bahkan untuk stabilitas Rusia hari ini," imbuhnya.

Baca juga: Kanselir Jerman Mengutuk Hukuman Penjara yang Dijatuhkan terhadap Navalny

Rusia tidak peduli

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov juga membahas kasus Navalny selama panggilan telepon pertama mereka pada Kamis.

Lavrov mengatakan kepada mitranya yang baru bahwa perlu menghormati undang-undang dan sistem peradilan Rusia, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.

Pembicaraan itu terjadi setelah komentar baru dari Moskwa yang mengatakan bahwa mereka tidak mau memperhatikan "campur tangan" dari negara lain dalam urusan dalam negerinya, seiring meningkatnya kritik internasional atas hukuman Navalny.

Menjelang perjalanan yang dijadwalkan ke Moskwa, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borell mengatakan dia tidak menganggap kritik internasional terhadap kasus Navalny adalah tindakan yang mencampuri urusan dalam negeri Rusia.

Masalahnya di sini adalah kepatuhan dengan prinsip-prinsip universal dan kewajiban internasional, katanya kepada Interfax.

Baca juga: Para Menteri Luar Negeri Uni Eropa Bahas Navalny dalam Sidang di Markas Besar

Pendukung mengalihkan fokus ke pemilihan parlemen

Sementara itu, para pendukung Navalny telah menyerukan penghentian sementara protes massa selama musim dingin, menambahkan bahwa lebih banyak lagi akan diadakan di musim semi.

Dalam siaran langsung di YouTube, kepala strategi tim Navalny, Leonid Volkov yang saat ini tinggal di luar negeri mengatakan bahwa protes mingguan jika tidak dilakukan secara bertahap akan mengurangi jumlah peserta, sesuatu yang akan menurunkan motivasi.

Dia mengatakan kepada pendukungnya untuk fokus menantang pesaing Kremlin dalam pemilihan parlemen September dan mengamankan sanksi baru Barat terhadap Rusia untuk meningkatkan tekanan agar Navalny dapat dibebaskan.

Baca juga: Putin Bantah Miliki Istana Mewah Dekat Laut Hitam seperti yang Dituduhkan Navalny

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com