Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Hong Kong Diajukan Raih Nobel Perdamaian

Kompas.com - 04/02/2021, 16:40 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Para anggota parlemen Amerika Serikat (AS) menominasikan demonstrasi pro-demokrasi di Hong Kong untuk meraih Nobel Perdamaian.

Mereka menyebut para demonstran sebagai inspirasi dunia karena melawan tindakan keras China.

Pengajuan dilakukan dalam sepucuk surat kepada Komite Nobel yang diserahkan saat batas waktu 1 Februari dan dirilis pada Rabu (3/2/2021).

Baca juga: China Marah karena Warga Hong Kong Bisa Ajukan Diri Jadi Warga Negara Inggris

Sembilan anggota parlemen dari semua partai memperkirakan ada lebih dari 2 juta orang yang turun ke jalan, dalam demo Hong Kong pada 16 Juni 2019.

Hong Kong sendiri berpopulasi 7,5 juta orang. Surat tersebut mengatakan, demo itu adalah salah satu protes massal terbesar dalam sejarah.

Pengajuan demo Hong Kong sebagai nominasi peraih Nobel Perdamaian dipimpin oleh Senator Republik Marco Rubio, dan anggota DPR dari Partai Demokrat Jim McGovern.

Baca juga: China Tidak Akan Akui Paspor Warga Hong Kong yang Dikeluarkan Inggris Mulai 31 Januari

"Nobel akan mengapresiasi keberanian dan tekad mereka yang telah menginspirasi dunia," tulis penggalan surat itu yang dikutip kantor berita AFP.

"Kami berharap Komite Nobel akan terus memerhatikan mereka yang berjuang untuk perdamaian dan HAM di China, dan kami yakin gerakan pro-demokrasi di Hong Kong layak mendapatkan pengakuan tahun ini."

Beijing tahun lalu menerapkan UU Keamanan Nasional, yang menindak keras perlawanan terhadap China setelah terjadi demo ricuh di Hong Kong.

Baca juga: Eksodus dari Hong Kong ke Inggris Diproyeksi Tidak Akan Besar meski Tensi dengan China Memanas

Salah satu yang ditangkap adalah Joshua Wong (24), salah satu pendukung demokrasi paling terkenal di Hong Kong. Ia dituduh melakukan subversi.

Anggota parlemen AS menyarankan agar Nobel diberikan ke semua orang yang telah mendorong HAM dan demokrasi di Hong Kong sejak 1997.

Para anggota parlemen terpilih di seluruh dunia, beserta pemerintah, akademisi, dan hakim internasional, berhak mengajukan calon penerima Nobel Perdamaian, tetapi pengajuan belum tentu akan dipilih.

Baca juga: Hong Kong Lockdown Terketat untuk Lawan Gelombang Keempat Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com