Ketika represi militer mereda dan oposisi internasional terhadap militer menjadi kurang vokal, nama Myanmar semakin umum.
Di dalam negeri, para pemimpin oposisi menjelaskan hal itu sudah tak lagi menjadi suatu masalah.
Namun, tidak seperti kebanyakan negara di dunia, pemerintah AS masih menggunakan nama Burma secara resmi. Walau pada 2012 Washington pernah melunakkan pendirian mereka.
Baca juga: Soal Kudeta Militer Myanmar, Fadli Zon: Kasus Rohingya akan Semakin Diabaikan
Selama kunjungan kenegaraan, Presiden Barack Obama menggunakan 2 nama itu, Burma dan Myanmar. Seorang penasihat presiden Myanmar menyebut hal itu 'sangat positif' dan mengatakan bahwa itu adalah pengakuan terhadap pemerintah Myanmar.
Tetapi, usai kudeta militer yang terjadi baru-baru ini, respons Washington kembali keras dengan Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Presiden yang baru dilantik, Joe Biden dengan tegas menghindari penyebutan nama Myanmar.
"Amerika Serikat mencabut sanksi terhadap Burma selama dekade terakhir berdasarkan kemajuan menuju demokrasi," kata Biden dalam sebuah pernyataan.
"Kebalikan dari kemajuan itu akan membutuhkan peninjauan segera terhadap Undang-Undang sanksi kami."
Baca juga: Ramai soal Senam Ampun Bang Jago Saat Kudeta Militer di Myanmar, Ini Cerita Pengunggahnya...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.