Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran Hutan, Warga Perth Bingung Antara Keluar Rumah atau Jalankan Lockdown

Kompas.com - 02/02/2021, 22:11 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Selang beberapa hari setelah Pemerintah Kota Perth, Australia menerapkan lockdown karena Covid-19, beberapa penduduk terpaksa meninggalkan rumah karena kebakaran hutan yang melanda pinggiran kota, Selasa (2/2/2021).

Melansir The New York Times, Selasa (2/2/2021), pejabat setempat mengatakan, api di timur laut Perth mulai terlihat pada Senin (1/2/2021). Kobaran api ini dipicu oleh kondisi panas, kering, dan berangin. Lalu, api mulai tidak terkendali sekitar Selasa pukul 02.00 waktu setempat.

Merespons keadaan ini, penduduk merasa bingung karena tidak yakin ke mana mereka harus pergi sehubungan ditetapkannnya aturan lockdown.

“Kami berharap salah satu musibah saja yang terjadi, bukan keduanya,” kata pekerja perhotelan Gemma Martin yang mengungsi bersama dua anaknya yang berusia 3 dan 11 tahun.

Baca juga: Kebakaran Hutan Australia, Ini 6 Fakta yang Harus Anda Tahu

Saat ini, penduduk pinggiran Kota Perth yang menjalankan lockdown, termasuk orang-orang yang telah diperintahkan untuk diisolasi, diminta untuk segera mencari perlindungan.

Mereka yang tidak dapat kembali ke lokasi karantina dalam waktu satu jam diminta untuk memberi tahu polisi bahwa mereka telah pindah.

“Sangat jelas bahwa kami perlu mengungsi, tetapi tidak begitu jelas ke mana kami harus pergi,” lanjut Martin yang meninggalkan rumah ke pusat evakuasi.

Martin mengatakan, meski pandemi Covid-19 dan kebakaran hutan membuatnya kewalahan, namun ia bersyukur atas apa yang dimiliki.

Apalagi pada tahun lalu ia juga mengalami bencana serupa, sehingga bisa memetik hikmah di balik bencana yang terjadi. Ia bahkan mengaku menjadi lebih tangguh karena menghadapi situasi tersebut.

Baca juga: Titik Api dan Asap Kebakaran Hutan Australia Terlihat hingga Luar Angkasa

Sementara itu, pihak berwenang mengatakan, hingga Selasa sore, hampir 20.000 hektar lahan telah dilalap api. Lusinan properti juga hancur dan seorang petugas pemadam kebakaran dirawat di rumah sakit karena menghirup asap.

Bahkan, orang-orang di pusat Kota Perth melaporkan hujan abu turun dari langit yang kuning. Padahal, pusat kota berjarak lebih dari 30 kilometer dari pusat kebakaran.

Wali Kota City of Swan Kevin Bailey mengatakan, api masih sangat aktif, agresif, dan di luar kendali. Dia menyebut, tidak realistis untuk meminta warga mematuhi lockdown di zona kebakaran yang mematikan.

“Sebaliknya, orang harus pergi ke rumah teman atau anggota keluarga jika memungkinkan, atau jika tidak, ke pusat evakuasi di mana pihak berwenang bekerja dalam protokol sebaik mungkin," jelasnya.

Baca juga: Hati-hati, Asap Kebakaran Hutan bisa Bawa Mikroba Penyebab Penyakit

Adapun, City of Swan merupakan kota metropolitan di Perth yang mengalami kerusakan paling parah akibat kebakaran.

Kesulitan dalam memadamkan api

Pihak berwenang mengatakan, lebih dari 250 petugas pemadam kebakaran telah dikerahkan untuk memadamkan api. Namun, akibat angin kencang dan minimnya personel karena sedang melindungi orang dan properti, api belum dapat ditekan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Global
Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Global
Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Global
AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

Global
Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Global
Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Global
Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Global
Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Global
Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Global
Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Internasional
Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com