Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NLD Serukan Pembebasan Segera Aung San Suu Kyi yang Tak Terlihat Sejak Kudeta Myanmar

Kompas.com - 02/02/2021, 17:04 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC,REUTERS

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Seruan pembebasan Aung San Suu Kyi meningkat pada Selasa (2/2/2021) sehari setelah terjadi kudeta Myanmar yang menyebabkan ratusan anggota parlemen ditahan.

Melansir BBC pada Selasa (2/2/2021) tidak pernah terlihat di depan umum sejak dia ditahan oleh militer.

Militer mengambil alih kekuasaan setelah mengumumkan keadaan darurat, menuduh partai Suu Kyi melakukan penipuan atas kemenangan pemilihannya dalam pemilu.

Baca juga: Kudeta Myanmar Hari Kedua: Tentara Duduki Yangon, AS Ancam Sanksi

Presiden AS Joe Biden mengancam akan memberlakukan kembali sanksi terhadap Myanmar sebagai akibat kudeta militer, dengan mengatakan militer tidak boleh "mengesampingkan keinginan rakyat".

Sanksi sebelumnya telah dikurangi, setelah negara itu mulai bangkit dari kediktatoran militer selama puluhan tahun.

Partai Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), menuntut pembebasannya segera pada Selasa. Selain itu, meminta militer untuk menerima hasil pemilu 8 November lalu, yang membuat NLD memenangkan lebih dari 80 persen suara.

Baca juga: Kisah Perang: Perjalanan Myanmar Menuju Demokrasi dan Jatuh Lagi ke Militer

Di mana Aung San Suu Kyi?

Belum ada pernyataan resmi tentang keberadaan pasti Suu Kyi sejak dia ditahan dalam penggerebekan sebelum fajar pada Senin (1/2/2021).

Namun, sumber yang tidak disebutkan namanya dari dalam NLD mengatakan dia dan Presiden Win Myint ditahan dalam tahanan rumah.

"Kami diberitahu untuk tidak khawatir. Namun, kami khawatirkan. Akan sangat melegakan jika kami dapat melihat foto mereka di rumah," kata anggota parlemen NLD kepada kantor berita AFP, tanpa menyebut nama.

Baca juga: Aung San Suu Kyi Dikabarkan Jadi Tahanan Rumah dalam Kudeta Myanmar

Banyak anggota parlemen lainnya yang ditahan juga masih ditahan di rumah pemerintahan mereka di ibu kota Nay Pyi Taw, dengan salah satu anggota NLD menggambarkannya sebagai "pusat penahanan terbuka".

Suu Kyi yang menghabiskan hampir 15 tahun dalam penahanan antara 1989 dan 2010, telah mendesak para pendukungnya untuk "memprotes kudeta" dalam surat yang ditulis sebelum dia ditahan.

Ini memperingatkan tindakan militer akan membuat negara kembali di bawah kediktatoran.

Melansir Reuters pada Selasa (2/2/2021), penduduk setempat khawatir pergolakan tersebut akan semakin merugikan ekonomi, yang masih belum pulih dari wabah Covid-19.

Baca juga: Orang-orang Rohingya Rayakan Aung San Suu Kyi Ditangkap Militer Myanmar

“Orang-orang tidak keluar," kata sopir taksi setempat, Aung Than Tun.

Bank-bank di Yangon dibuka kembali setelah menghentikan layanan pada Senin (1/2/2021) karena koneksi internet yang buruk dan di tengah terburu-buru untuk menarik uang tunai.

Pada Selasa pagi waktu setempat (2/2/2021), sambungan telepon dan internet pulih, tetapi pasar yang ramai masih sepi dan bandara Yangon ditutup.

Baca juga: Wanita Ini Lakukan Aerobik di Tengah Kudeta Myanmar Diiringi Lagu Ampun Bang Jago

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com