Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kudeta Myanmar Hari Kedua: Tentara Duduki Yangon, AS Ancam Sanksi

Kompas.com - 02/02/2021, 15:49 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

YANGON, KOMPAS.com - Para jenderal Myanmar tampak memegang kendali kuat pada Selasa (2/2/2021), sehari setelah kudeta militer yang membuat Aung San Suu Kyi ditangkap.

Pengamanan ekstra diterapkan di jalanan Yangon, kota terbesar dan ibu kota komersial Myanmar.

"Kami ingin keluar untuk menyuarakan ketidakpuasan kami," kata seorang sopir taksi kepada AFP, Selasa pagi.

Baca juga: Orang-orang Rohingya Rayakan Aung San Suu Kyi Ditangkap Militer Myanmar

"Namun, Amay Suu (Bunda Suu) ada di tangan mereka. Kami tidak bisa berbuat banyak kecuali diam saat ini."

Militer Myanmar melancarkan kudeta pada Senin (1/2/2021), menangkap Suu Kyi dan para pemimpin lainnya dari Partai National League for Democracy (NLD), tepat sebelum parlemen dibuka kembali.

Pihak tentara menuduh ada kecurangan dalam pemilu Myanmar pada November tahun lalu, yang dimenangi NLD secara telak.

Sementara itu, di Amerika Serikat (AS), Presiden Joe Biden menyerukan pemulihan demokrasi segera, dan memperingatkan Washington dapat kembali menerapkan sanksi.

Baca juga: Presiden Biden Ancam Sanksi Baru untuk Myanmar Usai Kudeta Militer

"Masyarakat internasional harus bersatu dalam satu suara untuk menekan militer Burma agar segera melepaskan kekuasaan yang mereka rebut," kata Biden mengacu ke nama lama Myanmar.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Uni Eropa, dan Australia juga mengecam kudeta Myanmar. Inggris bahkan memanggil Dubes Myanmar untuk melakukan protes informal.

Akan tetapi, China menolak mengkritik siapa pun dan meminta semua pihak menyelesaikan pertikaian.

Situasi hari kedua

Suu Kyi dan Presiden Myanmar Win Myint ditangkap d ibu kota Naypyidaw pada Senin dini hari, kata juru bicara partai Myo Nyunt kepada AFP sebelum komunikasi terputus.

Militer Myanmar lalu menutup jalan di sekitar Naypyidaw dengan tentara, truk, dan kendaraan lapis baja. Helikopter juga terbang melintasi kota.

Internet di Myanmar diputus pada siang hari, dan bank sempat tutup sebentar. Namun, Asosiasi Bank Myanmar mengatakan, mereka akan buka lagi pada Selasa (2/2/2021).

Baca juga: Wanita Ini Lakukan Aerobik di Tengah Kudeta Myanmar Diiringi Lagu Ampun Bang Jago

Jelang Senin malam, militer tampaknya berhasil melakukan kudeta tanpa perlawanan. NLD masih bungkam sampai sekarang.

Mereka mengumumkan akan memegang kekuasaan dalam kondisi darurat di Myanmar selama 12 bulan, dan mengeklaim bakal menggelar pemilu baru.

Malam hari itu juga, televisi pemerintah Myanmar mengumumkan pencabutan 24 menteri Suu Kyi dan 11 pengangkatan baru.

Panglima militer yang memimpin kudeta, Jenderal Min Aung Hlaing, yang sekarang memimpin negara meski mantan Jenderal Myint Swe adalah penjabat presiden.

Seorang anggota parlemen dari Partai NLD-nya Suu Kyi mengatakan, kehidupan berjalan seperti biasa di asrama bagi mereka, tetapi kompleksnya seperti pusat penahanan terbuka.

"Kami tidak boleh keluar. Kami sangat khawatir," katanya kepada AFP dengan meminta namanya tidak disebut karena takut ditindak militer Myanmar.

Baca juga: Kudeta Militer Terjadi di Myanmar, Ini Fakta yang Berhasil Terhimpun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com