SINGAPURA, KOMPAS.com – Singapura digemparkan oleh penahanan seorang remaja berusia 16 tahun, seperti diberitakan pekan ini oleh The Straits Times. Remaja ini berencana melakukan serangan teror dengan menyerang dua masjid di "Negeri Singa”.
Departemen Keamanan Dalam Negeri Singapura (ISD) telah menahan remaja beretnis India dan beragama Kristen Protestan itu.
Dia adalah orang pertama di Singapura yang ditahan karena terpengaruh ideologi kanan-jauh. Selain itu, remaja ini juga adalah yang termuda ditahan berkaitan dengan tindak-tanduk terorisme.
Baca juga: Perencana Aksi Teror Masjid Singapura Terinspirasi Penyerangan di Christchurch
Teradikalisasinya remaja yang masih menempuh pendidikan di tingkat SMP itu menurut penjelasan ISD, dimulai pada 2019 dengan seringnya dia mengunjungi situsweb dan forum yang membahas konten-konten kekerasan berdarah.
Pada akhir 2019 dia menonton video propaganda ISIS, dan marah dengan video yang menampilkan eksekusi warga Kristen Ethiopia di Libya.
Emosinya dikabarkan makin tersulut ketika menonton video siaran langsung serangan Brenton Tarrant di dua masjid Christchurch, Selandia Baru. Selain itu, remaja tersebut juga membaca manifesto yang ditulis Tarrant.
Dia terpengaruh aksi Tarrant, dan peristiwa krusial yang meyakinkannya untuk merencanakan serangan adalah penusukan di Katedral Notre-Dame kota Nice, Perancis, pada Oktober 2020.
Remaja tersebut kemudian mempersiapkan serangan pada 15 Maret 2021 ke Masjid Assyafaah dan Masjid Yusof Ishak di Singapura Utara yang dekat dengan rumahnya. Tanggal ini dipilih untuk memperingati dua tahun serangan Christchurch.
Baca juga: Pembantaian terhadap 51 Jemaah Muslim di Christchurch, Penyelidikan Ungkap Beberapa Kegagalan
Remaja tersebut melakukan pengintaian terhadap kedua masjid, mengidentifikasi pintu masuk masjid, di mana dia harus memarkir mobilnya, dan mempersiapkan rute yang akan ditempuhnya.
Awalnya dia berencana menyerang dengan menggunakan senjata api, tetapi mengurungkan niatnya karena ketatnya peraturan kepemilikan senjata api di Singapura.
Dia kemudian berpikir untuk merakit bom Triacetone Triperoxide (TATP), tetapi juga membatalkannya karena tidak stabilnya bom dan khawatir tidak sengaja meledak.
Remaja ini lalu berencana membakar kedua masjid dengan bensin. Rencana ini juga urung dilakukan karena masalah logistik dan kekhawatiran akan keselamatannya.
Akhirnya dia memilih parang yang diproduksi Smith&Wesson sebagai senjatanya.
Baca juga: Jalan Beracun Brenton Tarrant Menjadi Ekstremis dan Teroris
Dia mulai belajar dari YouTube tentang teknik menyerang dengan parang. Remaja tersebut yakin dia akan dapat mengenai arteri targetnya dengan teknik yang dipelajarinya itu.
Ketika ditangkap, remaja itu sudah menemukan parang pilihannya di situs jual beli online Carousell tetapi belum membelinya.
Pada November 2020 dia juga membeli rompi taktis secara online dan bermaksud menghiasi pakaian itu dengan simbol ekstremis sayap kanan yang dipakai oleh Tarrant.
Dia juga memodifikasi rompi itu, sehingga dapat mengikat gawainya untuk menyiarkan serangan secara langsung seperti yang dilakukan Tarrant.
Seperti Tarrant, dia juga bermaksud mengemudikan mobil di antara dua lokasi penyerangan, dan oleh karena itu menyusun rencana mendapatkan kendaraan untuk digunakan selama penyerangan.
Namun, karena belum memiliki SIM dia berencana mencuri kartu kredit ayahnya untuk menyewa mobil di toko dekat rumahnya.
Puncaknya, dia mempersiapkan dua dokumen yang akan disebarnya sebelum melancarkan serangan.
Dokumen itu terdiri dari dua jenis. Pertama meminta warga Perancis agar berdiri melawan umat Muslim.
Dokumen kedua adalah manifesto terhadap Islam dan keyakinanya bahwa kekerasan tidak dapat diselesaikan dengan perdamaian.
Sebagian besar manifestonya dikutip dari milik Tarrant. Manifestonya belum selesai ketika dia dibekuk pada 26 November.
Remaja itu resmi ditahan tanpa jangka waktu sejak 23 Desember, karena rencananya yang membahayakan keamanan nasional.
Keluarga dan orang lain di lingkaran sosialnya tidak mengetahui dia berencana melakukan serangan.
Baca juga: Warga Bersorak dan Tabur Bunga Saat Penembak Masjid Christchurch Dipenjara Seumur Hidup
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.