CARDIFF, KOMPAS.com - Zat arsenik yang dikenal mematikan ditemukan tersembunyi di dinding gereja kuno, St Michael di Tremain, Ceredigion.
Melansir BBC pada Minggu (31/1/2021), sebuah pengujian menemukan bahwa arsenik terkandung di dalam lapisan cat dan limewash dinding gereja.
Namun, peneliti dari Friends of Friendless Churches mengatakan mereka "tidak akan merobohkan dinding dalam waktu dekat".
Badan amal yang menghidupkan kembali gereja sejak 2013 itu mengatakan, mereka membugar gereja dan menemukan warna hijau yang mengandung arsenik itu dari sampel yang dilihat di bawah mikroskop.
An article in the British Medical Journal (1871) reported that a 6” sample of wallpaper with this dye could contain enough arsenic to kill two adults.
— Friendless Churches (@friendschurches) January 23, 2021
But, it wasn’t until the 1880s that William Morris and others stopped using arsenical green in their wallpapers.
Baca juga: Arkeolog Temukan Koin Perak Era Romawi Kuno di Turki
Dalam sejarah, beberapa pigmen hijau populer dikembangkan pada abad 18 dan 19 yang digunakan dalam cat dan wallpaper dan dibuat dengan menggunakan arsenik, ketika toksisitasnya menjadi bahan perdebatan.
Produsen perabot dan seni dekoratif Morris & Co, yang didirikan oleh William Morris, menggunakan arsenik dalam jumlah besar dalam pewarna mereka, terutama untuk warna sayuran di wallpaper.
Pada 1860-an, sejumlah kematian anak dikaitan dengan wallpaper yang menggunakan arsenik, tapi Moris membantah mereka diracuni oleh produk wallpapernya.
Akhirnya, dia tunduk pada tekanan publik dan memulai memproduksi wallpaper yang "bebas arsenik".
Baca juga: Mesir Temukan Peti Mati Kuno Lagi, Diklaim Temuan Terbesar 2021
Arsenik juga digunakan untuk pengawet oleh ahli taksidermi Victoria, serta dalam bedak wajah, dan produk pembersih pada zaman itu.
Jauh sebelumnya, kematian Kaisar Perancis Napoleon Bonaparte pada 1821 diperkirakan akibat keracunan arsenik yang terkandung dalam wallpaper kamarnya, ketika dia diasingkan di St Helena.
Namun, penelitian membantah teori itu dengan anaisis yang menunjukkan bahwa dia meninggal karena kanker.
Baca juga: Romawi Kuno Pernah Buat Jalan di Inggris, Ditemukan 2.000 Tahun Kemudian
Peneliti dan konservator cat, Phillipa McDonnelle dari Lincoln Conservation, di Universitas Lincoln, mengatakan bahwa tidak biasa bahan beracun muncul dalam cat bersejarah, termasuk timbal dan merkuri.
Dia mengatakan arsenik tidak lagi digunakan ketika nuansa baru hijau menjadi mode dan ada perkembangan dalam industri cat dan pigmen.
"Setiap kali kita melihat wallpaper dengan warna hijau tertentu, kita hampir selalu seperti 'ini mungkin arsenik dan jangan sentuh itu' atau 'mari kita lihat (lainnya) apa yang ada di sana'," katanya.
Baca juga: Ilmuwan Temukan Kuil Pemujaan Dewi Yunani Kuno di Turki, Usianya 2.500 Tahun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.