Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Kecam, Petinggi Partai Republik Kembali Mesra dengan Trump

Kompas.com - 30/01/2021, 16:07 WIB
Ericssen,
Miranti Kencana Wirawan

Tim Redaksi

PALM BEACH, KOMPAS.com – Walau sudah meninggalkan Gedung Putih pada 20 Januari lalu, mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump masih mempertahankan pengaruhnya yang kuat di kancah politik AS.

Sempat mengecam Trump bertanggung jawab atas penyerangan ke gedung Capitol pada 6 Januari lalu, petinggi Partai Republik kelihatannya sudah mengubah pikiran mereka.

Salah satu politisi senior Republikan, Pemimpin Minoritas DPR atau House of Representatives Kevin McCarthy mengunjungi Trump di kediaman pribadinya di resor Mar-a-Lago, Florida, Kamis (28/1/2021).

Kedua politisi ini mengambil foto bersama dan merilis pernyataan akan bekerja sama erat untuk berkampanye merebut kembali mayoritas di DPR dan Senat pada pemilu sela atau midterm 2022.

Baca juga: Kediaman Mewah Trump di Mar-a-Lago Sedang Dalam Peninjauan Hukum

Cengkeraman erat Trump

Popularitas Trump tidak tergoyahkan di mata pendukungnya. Hal inilah yang mengakibatkan McCarthy dan politisi Republikan lainnya harus berpikir ulang jika mereka ingin menyingkirkan Trump.

Survei oleh Gallup menunjukkan, 88 persen pendukung Partai Republik sangat puas dengan empat tahun kinerja Trump.

Fakta yang jelas tidak dapat dimungkiri adalah Trump tetap menjadi sosok pelekat konstituen partai. Pendukungnya mempertahankan loyalitas yang sangat luar biasa terhadap taipan real estat itu.

Baca juga: Hotel Trump “Mati” Setelah Pemiliknya Angkat Kaki dari Gedung Putih

Anggota DPR dan Senat yang pro-Trump, terutama dari Kaukus Kebebasan, tetap mempertahankan retorik membela Trump dan menyebar teori konspirasi bahwa Joe Biden adalah presiden ilegal.

Sebanyak 45 dari 50 Senator Republikan memilih untuk tidak menggelar sidang pemakzulan Trump dengan alasan tidak masuk akal untuk mengadili presiden yang sudah tidak lagi menjabat.

Salah satu senator ini adalah Pemimpin Minoritas Senat Mitch McConnell yang awalnya secara pribadi menginginkan Trump menghilang dari panggung politik negeri “Paman Sam”.

Baca juga: Media China: Menlu Baru Pilihan Biden Sama Saja dengan Era Trump

Para politisi yang tidak setia terhadap Trump terancam digusur dari kursinya oleh pemilih. Sebanyak 10 anggota DPR Republikan yang mendukung pemakzulan Trump mulai merasakan panasnya kursi mereka.

Salah satunya adalah Liz Cheney, politisi wanita tersenior di Partai Republik. Konstituennya di negara bagian Wyoming meluapkan amarah kemarahan terhadap anggota DPR berusia 54 tahun itu.

Mereka mengecam Cheney telah mengkhianati konstituen dan Trump melalui persekutuan dengan Partai Demokrat.

Baca juga: Nama Trump di Jalan Ibu Kota Kanada Akan Diganti karena Warga Malu

 

Putri mantan Wakil Presiden Dick Cheney itu terancam kehilangan kursinya pada primary atau pemilihan pendahuluan memperebutkan nominasi partai.

Trump sendiri memberi sinyal bahwa dia tidak akan segan menggerakkan kekuatan dengan menghukum siapa pun yang tidak loyal terhadapnya.

Walau tidak lagi dipersenjatai oleh Twitter-nya, 74 juta pemilih yang mendukungnya pada pilpres 2020 akan menjadi modal politik yang ampuh oleh Trump untuk mempertahankan kontrol Partai Republik di tangannya.

Baca juga: Pengacara Trump Digugat Rp 18,3 Triliun dari Kasus Hukum Pemilu AS 2020 yang Meluas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com