Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kudeta Militer Myanmar, Ini Rentetannya dari Hasil Pemilu yang Dituduh Curang

Kompas.com - 30/01/2021, 13:50 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

NAYPIDAW, KOMPAS.com - Kekhawatiran kudeta militer mengguncang Myanmar beberapa hari sebelum jadwal pembukaan Parlemen Majelis Rendah yang baru terpilih, pada Senin (1/2/2021).

Anggota parlemen yang akan menduduki kursinya berada di tengah ketegangan yang semakin meluas di Myanmar, antara pemerintah sipil dengan kekuatan militer, menyusul tuduhan kecurangan pemilu pada 8 November lalu, oleh pihak militer.

Bagaimana pemilu Myanmar 2020 memicu kemungkinan kudeta militer yang digaungkan baru-baru ini? Berikut rentetan peristiwa pemilu Myanmar hingga sampai pada ancaman kudeta militer, yang dirangkum Kompas.com melansir dari beberapa sumber:

Baca juga: Ibu Kota Myanmar Dikelilingi Pagar Berduri di Tengah Ancaman Kudeta Militer

1. Kemenangan Aung San Suu Kyi

Pemilu Myanmar yang digelar pada 8 November adalah menandai pemilu kedua yang diselenggarakan di sana setelah hampir 50 tahun di bawah kekuasaan militer.

Hasil dari pemilu itu diumumkan oleh komisi pemilihan, yang menunjukkan kemenangan telak Partai National League for Democracy (NLD) dengan kuasai 346 kursi atau lebih dari 50 persen kursi parlemen, seperti yang telah diberitakan Kompas.com sebelumnya.

Melansir BBC Indonesia pada Sabtu (29/1/2021), kemenangan besar Aung San Suu Kyi yang menyapu hasil pemilu telah diperkirakan terjadi.

Ia adalah figur yang sangat dihormati di Myanmar.

Namun militer menuding ada sekitar 10 juta kasus pelanggaran secara nasional, klaim yang mereka tuntut diselidiki. Militer juga menuntut komisi pemilihan menerbitkan daftar pemilih untuk verifikasi.

Komisi pemilihan mengeluarkan pernyataan pada Kamis (28/1/2021) dengan mengatakan pemilu diselenggarakan bebas dan adil dan mencerminkan "keinginan rakyat".

Komisi juga menyanggah adanya tudingan kecurangan. Namun, mengakui ada "kejanggalan" dalam daftar pemilih dan tengah menyelidiki 287 keluhan yang mereka terima.

Baca juga: Komisi Pemilihan Umum Tolak Tuduhan Militer Myanmar Terkait Kecurangan Pemilu 2020

2. Tuduhan tentara

Seorang juru bicara militer mengatakan awal pekan ini bahwa angkatan bersenjata Myanmar atau biasa disebut Tatmadaw, telah menemukan 8,6 juta penyimpangan pemilu di 314 wilayah.

Sehingga, menunjukkan kemungkinan bahwa orang telah memilih "lebih dari sekali", atau telah terlibat dalam beberapa "malpraktik pemungutan suara lainnya", seperti yang dilansir dari Indian Express pada Jumat (29/1/2021).

Komisi pemilihan (Union Election Commission/UEC) mengatakan tidak menemukan bukti malpraktik atau penipuan pemungutan suara.

Dikatakan bahwa setiap suara “dihitung secara transparan dan disaksikan oleh kandidat pemilu, staf pemilu, media, pemantau dan organisasi masyarakat sipil lainnya”.

Panglima Angkatan Darat menyebut Konstitusi 2008 "efektif". Setiap bagian dari hukum memiliki tujuan dan makna, katanya, dan tidak ada yang harus mengambil sendiri untuk menafsirkannya sesuka mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com