Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Otoritas Agama Tanzania Desak Presiden untuk Pertimbangkan Sains, Tidak Hanya Pasrah pada Tuhan

Kompas.com - 29/01/2021, 20:40 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

DODOMA, KOMPAS.com - Presiden Tanzania, John Magufuli meyakini Tuhan telah memberantas Covid-19 dari negaranya, sehingga tidak menerapkan sejumlah langkah pencegahan maupun program vaksinasi.

Namun, di tengah kasus virus corona di dunia yang masih tinggi, otoritas agama negara menyerukan untuk presiden itu merubah pikiran dan mulai melakukan pencegahan.

Otoritas Katolik setempat memperingatkan Magufuli pada pekan ini, tentang gelombang baru virus corona, perlunya pemerintah untuk melakukan pencegahan, seperti yang dilansir dari ABC News pada Jumat (29/1/2021). 

Presiden populis Magufuli secara terbuka diinterogasi ketika benua Afrika berjuang melawan kebangkitan varian baru virus corona yang kuat dalam mendorong peningatakan jumlah kasus dan kematian.

"Kami bukan pulau," kata pihak sekretariat Katolik Konferensi Episkopal, Tanzania dalam pernyataan yang dibagikan luas pada pekan ini.

Mendesak para pengikutnya, termasuk Magufuli untuk berdoa, tetapi juga mengadopsi langkah-langkah yang telah lama dipraktikkan di seluruh dunia, di antaranya menghindari pertemuan publik dan kontak pribadi yang dekat.

Baca juga: Diduga Berbuat Tak Pantas dengan Penghuni Gedung Karantina Covid-19, Seorang Petugas Dipecat

Surat kabar gereja pada Jumat (28/1/2021) menekankan pada judul halaman depan yang besar, "Ada virus corona".

Tanzania telah mencoba menjadi sebuah pulau sejak April, ketika negara Afrika Timur berpenduduk 60 juta orang itu berhenti mencetaki jumlah kasus infeksi virus corona, yang terakhir ada 509 kasus.

Beberapa pejabat kesehatan mempertanyakan pendirian Magufuli bahwa Covid-19 telah diberantas.

Pemerintah mempromosikan pariwisata internasional, yang ingin menghindari penderitaan ekonomi tetangga yang memberlakukan lockdown dan jam malam.

Presiden bahkan memuji Menteri Luar Negeri China Wang Yi, karena tidak mengenakan masker selama kunjungan pada Januari ini, menyebutnya sebagai tanda lain bahwa Tanzania bebas dari virus corona.

Namun, kekhawatiran pandemi telah kembali menjadi sorotan di Tanzania karena dunia berfokus pada kedatangan vaksin Covid-19 .

Baca juga: Vaksin Covid-19 dari Novavax Dilaporkan 89,3 Persen Efektif

Sementara negara-negara Afrika lainnya meminta jutaan dosis, Magufuli pada pekan ini justru menuduh orang-orang yang telah divaksinasi di luar negeri, membawa virus corona itu kembali ke Tanzania.

Dia juga mempertanyakan apakah vaksin Covid-19 itu berhasil.

"Jika orang kulit putih bisa datang dengan vaksinasi, maka vaksinasi AIDS akan dibawa, tuberkulosis akan menjadi masa lalu, vaksin untuk malaria dan kanker sudah ditemukan," katanya pada Rabu (27/1/2021).

"Bersikaplah tegas. Vaksin tidak pantas," tambahnya.

Dia mendesak kementerian kesehatan untuk tidak terburu-buru melakukan vaksinasi Covid-19 tanpa merasa puas dengan keamanannya. Dia tidak memberikan bukti untuk klaimnya.

Pejabat kesehatan Afrika sudah khawatir tentang kampanye informasi yang salah seputar vaksin Covid-19, ketika dosis pertama mulai tiba di benua berpenduduk 1,3 miliar orang itu.

Baca juga: Lagi, Kebakaran Rumah Sakit Tewaskan 4 Pasien Covid-19 di Rumania

Sikap Magufuli sangat kontras dengan kepala negara Afrika lainnya seperti Presiden Wavel Ramkalawan dari Seychelles, yang secara terbuka menerima suntikan vaksin pertamanya bulan ini dan mendesak warga untuk melakukan hal yang sama.

Ditanya tentang Tanzania pada Kamis (28/1/2021), direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika, John Nkengasong, mengatakan kepada wartawan bahwa "jika kita tidak melawan ini sebagai kolektif di benua itu, kita akan dikutuk."

Kepala Badan Kesehatan Dunia (WHO) Afrika, Matshidiso Moeti, mengatakan kepada wartawan bahwa "kami memulai kembali komunikasi pada tingkat kepemimpinan tertinggi" di Tanzania dan mengupayakan kolaborasi pemerintah "demi rakyat negara dan negara tetangga, juga demi dunia."

Moeti mendesak Tanzania untuk mempersiapkan vaksin Covid-19, dan membagikan data virusnya dengan WHO.

Beberapa orang Tanzania, dari pihak yang mengkritik sejak lama presiden hingga pemimpin masyarakat sipil, telah mengeluarkan babak baru peringatan kejengkelan agar tidak mencoba mengabaikan pandemi Covid-19 global.

"Rakyat Tanzania memiliki hak untuk vaksinasi terhadap Covid-19," kata pemimpin oposisi Zitto Kabwe dalam tweet setelah komentar Magufuli, mengatakan pemerintah yang tidak melindungi warganya tidak memiliki legitimasi.

Baca juga: Pimpin Vaksinasi, Mahasiswa AS Berikan Vaksin Covid-19 ke Teman-temannya

Dia dan yang lainnya telah menyaksikan ketika orang-orang mengambil sedikit atau tidak ada tindakan pencegahan virus corona, selama pemilihan yang sangat cacat yang mengembalikan Magufuli ke tampuk kekuasaan tahun lalu.

Pihak lainnya khawatir Tanzania merugikan dirinya sendiri dan ekonominya, memperingatkan larangan perjalanan terhadap warganya, hilangnya pendapatan pariwisata dan implikasi kesehatan yang berbahaya selama bertahun-tahun.

“Dengan menyangkal pandemi, Tanzania mungkin telah menempatkan dirinya di urutan belakang daftar tunggu yang sangat panjang” untuk vaksin, kata Aidan Eyakuze, yang memimpin prakarsa Twaweza Afrika Timur yang mempromosikan transparansi pemerintah, menulis bulan ini untuk surat kabar lokal The Citizen.

Ketika Magufuli menunjukkan sedikit tanda untuk mengubah pendiriannya terhadap Covid-19, rekan-rekannya sendiri terlihat bergerak maju untuk mengatasi infeksi.

Institusi pemerintah mengeluarkan surat edaran yang meminta karyawan untuk mengurangi rapat dan berkomunikasi dengan manajemen dari jarak jauh.

Menteri keuangan berterima kasih kepada Tuhan karena melindungi negara, tetapi sekarang memberitahu rekan-rekannya untuk mendengarkan informasi sains juga.

Baca juga: Jumlah Kematian akibat Covid-19 di Meksiko Lampaui India

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com