MOSKWA, KOMPAS.com – Amerika Serikat ( AS) dan Rusia akhirnya sepakat memperpanjang kesepakatan pembatasan kepemilikan senjata nuklir.
Kabar tersebut disampaikan oleh Kantor Kepresidenan Rusia alias Kremlin pada Selasa (26/1/2021) sebagaimana dilansir dari Nikkei Asia Review.
Perpanjangan kesepakatan bernama New Strategic Arms Reduction Treaty (START) tersebut memberikan kepastian terbaru mengenai pembatasan kepemilikan senjata nuklir antara Washington dan Moskwa.
Di sisi lain, Gedung Putih tidak segera mengonfirmasi pengumuman perpanjangan New START tersebut.
Baca juga: Biden Rencana Beli 200 Juta Vaksin Covid-19 Lebih Banyak
Namun, Gedung Putih mengatakan bahwa Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah membahas masalah tersebut melalui sambungan telepon.
Gedung Putih menambahkan, kedua kepala negara itu setuju utnuk mengirim tim dan bekerja untuk menyelesaikan perpanjangan New START sebelum berakhir pada 5 Februari mendatang.
Ditandatangani pada 2010, New START membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis yang dimiliki ole AS dan Rusia masing-masing menjadi 1.550 buah.
Perjanjian tersebut juga membatasi jumlah rudal, pesawat pengebom, dan kapal selam yang mampu membawa hulu ledak nuklir.
Baca juga: Konfrontasi Putin Lewat Telepon, Ini yang Dibahas Biden
Kremlin mengumumkan perpanjangan kesepakatan itu dalam sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa Putin dan Biden telah berbicara untuk pertama kalinya sejak Biden menjabat sebagai Presiden AS pada 20 Januari.
Sebelumnya, Moskwa dan Rusia gagal menyetujui perpanjangan New START ketika AS masih berada di bawah kepemimpinan Donald Trump.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan