Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selangkah Menuju Sidang Pemakzulan Trump, DPR Kirimkan Artikel Pemakzulan ke Senat

Kompas.com - 26/01/2021, 10:24 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

Bowers, seorang pengacara dihormati dari Columbia, Carolina Selatan, yang pernah bekerja di Departemen Kehakiman di bawah Presiden George W. Bush.

Dia telah berbicara dengan Trump dalam beberapa hari terakhir, menurut dua orang yang mengetahui masalah tersebut. Bowers dihubungkan dengan Trump oleh Graham, yang juga membantu menambahkan pengacara baru ke tim.

Baca juga: Babak Kedua Pemakzulan Trump oleh DPR AS Dimulai

Charlie Condon, mantan jaksa agung Carolina Selatan, juga telah didekati untuk bergabung dengan tim hukum, dua orang yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada CNN.

Namun dalam pernyataan singkatnya kepada CNN pada Senin malam, Condon menulis: "Saya tidak mewakili mantan Presiden Trump. Terima kasih."

Untuk pemerintahan Schumer dan Biden, jeda dua minggu memungkinkan lebih banyak Kabinet Biden untuk dikonfirmasi. Pasalnya semua urusan Senat lainnya akan berhenti setelah persidangan berlangsung, setelah Partai Republik menolak menyetujui untuk membagi hari-hari Senat.

Kepada CNN pada Senin (25/1/2021), Biden mengatakan persidangan pemakzulan "harus terjadi.” Itu merupakan pernyataannya yang paling ekstensif tentang masalah tersebut sejak Trump dimakzulkan awal bulan ini.

Argumen konstitusi Partai Republik 

Partai Republik semakin percaya bahwa hampir tidak ada jalan menghukum Trump di Senat. Sebab Demokrat membutuhkan 17 anggota Republikan untuk bergabung sehingga mendapatkan dua pertiga suara.

Dua Republikan berpendapat bahwa persidangan itu sendiri tidak konstitusional karena Trump bukan lagi Presiden, argumen ini dibantah oleh para ahli hukum.

Republikan itu juga melihat tidak ada tuntutan yang bisa dijatuhkan dan bahwa mendorong pemakzulan sekarang justru bisa memecah belah.

"Saya pikir sudah waktunya untuk beralih dari sidang pemakzulan ini," kata Senator Roger Marshall, Partai Republik yang baru terpilih dari Kansas. "Sidang pemakzulan tidak konstitusional."

Tetapi Demokrat berpendapat harus ada pertanggungjawaban dari mantan Presiden setelah dia menghasut para perusuh yang menyerbu Gedung Capitol pada 6 Januari, dalam upaya menghentikan Kongres untuk memberlakukan transfer kekuasaan secara damai.

Baca juga: Trump Tanggapi Upaya Pemakzulan Kedua ke Dirinya: Konyol

"Tidak masuk akal sama sekali bahwa presiden atau pejabat mana pun dapat melakukan kejahatan keji terhadap negara kita dan kemudian mengalahkan kekuatan pemakzulan Kongres hanya dengan mengundurkan diri. Termasuk menghindari pertanggungjawaban dan hukuman yang mendiskualifikasi mereka dari jabatannya di masa depan," kata Schumer, Senin.

Sepuluh Anggota DPR dari Partai Republik memilih untuk mendakwa Trump ketika DPR memberikan suara awal bulan ini untuk menuntutnya dengan satu artikel, penghasutan pemberontakan.

Sejumlah Senat Republik kemungkinan besar akan memilih untuk menghukumnya juga. Meski jumlahnya mungkin masih sedikit dari jumlah yang diperlukan, untuk menghukumnya dan melarangnya mencalonkan diri lagi.

Senator Mitt Romney dari Utah mengatakan "cukup jelas" bahwa mengadakan persidangan itu adalah konstitusional. Dia menolak argumen yang berasal dari beberapa rekan Senat Republikan lainnya, yang akan memberi mereka alasan untuk membebaskan Trump.

Romney adalah satu-satunya Republikan yang memilih untuk menghukum Trump dalam sidang pemakzulan pertama, mengatakan pada "State of the Union" CNN.

"Saya percaya bahwa apa yang dituduhkan dan apa yang kita lihat, yang merupakan hasutan untuk memberontak, adalah pelanggaran yang dapat menjadi alasan pemakzulan. Jika tidak, apa itu?" Romney mengacu pada tindakan Trump yang menghasut massa pro-Trump yang menyerang Capitol.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com