Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aparat Rusia Tangkap 3.000 Orang dalam Protes Pembebasan Alexei Navalny

Kompas.com - 24/01/2021, 14:21 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

MOSKWA, KOMPAS.com - Polisi Rusia menangkap lebih dari 3.000 orang dalam protes nasional menuntut pembebasan pemimpin oposisi Alexei Navalny, menurut sebuah kelompok yang menghitung penahanan politik.

Melansir AP, protes pada Sabtu (23/1/2021) terjadi di sejumlah kota dalam suhu serendah minus 50 derajat celsius.

Aksi unjuk rasa itu menunjukkan bagaimana Navalny, musuh Kremlin yang paling populer, telah membangun pengaruh jauh melampaui pusat-pusat politik dan budaya Moskwa dan St. Petersburg.

Di Moskwa, sekitar 15.000 demonstran berkumpul di dalam dan sekitar Lapangan Pushkin di pusat kota.

Terjadi bentrokan dengan polisi dan demonstran secara kasar diseret oleh petugas anti huru hara berhelm ke bus polisi dan truk penahanan. Beberapa dipukul dengan tongkat.

Istri Navalny, Yulia, termasuk di antara mereka yang ditangkap.

Polisi akhirnya mendorong demonstran keluar dari alun-alun. Ribuan orang kemudian berkumpul kembali di sepanjang bulevar yang lebih lebar, sekitar satu kilometer (setengah mil) jauhnya.

Banyak dari mereka melemparkan bola salju ke polisi sebelum membubarkan diri.

Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Alexei Navalny, Musuh Bebuyutan Putin yang Tak Tumbang meski Dipenjara dan Diracun

Beberapa kemudian pergi untuk memprotes di dekat penjara tempat Navalny ditahan. Polisi melakukan penangkapan dalam jumlah yang tidak dapat dihitung pasti di sana.

Protes meluas ke seluruh wilayah Rusia, dari kota pulau Yuzhno-Sakhalinsk dekat utara Jepang dan kota Yakutsk di Siberia timur. Termasuk kota-kota Eropa yang lebih padat penduduknya di Rusia.

Navalny dan kampanye anti korupsi yang dilakukannya telah membangun jaringan dukungan yang luas. Meskipun ada penindasan yang secara resmi diketahui dilakukan oleh pemerintah, hal itu secara rutin diabaikan oleh media pemerintah.

“Situasinya semakin buruk, ini adalah pelanggaran hukum total. Dan jika kita tetap diam, itu akan berlangsung selamanya,” kata Andrei Gorkyov, seorang pengunjuk rasa di Moskwa.

Kelompok OVD-Info, yang memantau penangkapan politik, mengatakan sedikitnya 1.167 orang ditahan di Moskwa. Termasuk lebih dari 460 orang di demonstrasi besar lainnya di St. Petersburg.

Baca juga: Rusia Tuduh Kedutaan AS di Moskwa Terbitkan Rute Protes Pendukung Navalny

Secara keseluruhan, dikatakan 3.068 orang telah ditangkap di sekitar 90 kota, merevisi hitungan dari laporan sebelumnya 3.445. Kelompok tersebut tidak memberikan penjelasan untuk revisinya. Polisi Rusia tidak memberikan angka penangkapan.

Tidak terpengaruh, pendukung Navalny menyerukan protes lagi akhir pekan depan.

Halaman:
Sumber AP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Radio Free Asia Tutup Biro Hong Kong di Tengah Gejolak Kebebasan Pers

Radio Free Asia Tutup Biro Hong Kong di Tengah Gejolak Kebebasan Pers

Global
Bioskop Jepang Akhirnya Memutar 'Oppenheimer' dengan Peringatan Khusus

Bioskop Jepang Akhirnya Memutar "Oppenheimer" dengan Peringatan Khusus

Global
Rangkuman Hari Ke-765 Serangan Rusia ke Ukraina: Kuleba ke India | Pemadaman Listrik Darurat

Rangkuman Hari Ke-765 Serangan Rusia ke Ukraina: Kuleba ke India | Pemadaman Listrik Darurat

Global
Ukraina Berlakukan Pemadaman Listrik Darurat Usai Diserang Rudal Rusia

Ukraina Berlakukan Pemadaman Listrik Darurat Usai Diserang Rudal Rusia

Global
99 Rudal dan Drone Rusia Serang Infrastruktur Energi Ukraina

99 Rudal dan Drone Rusia Serang Infrastruktur Energi Ukraina

Global
Menlu Ukraina Kunjungi India, Negara Sekutu Rusia

Menlu Ukraina Kunjungi India, Negara Sekutu Rusia

Global
Panglima Ukraina: Rusia Unggul 6 Kali Lipat di Garis Depan

Panglima Ukraina: Rusia Unggul 6 Kali Lipat di Garis Depan

Global
Paus Fransiskus Tiba-tiba Batal Hadiri Prosesi Jalan Salib

Paus Fransiskus Tiba-tiba Batal Hadiri Prosesi Jalan Salib

Global
[POPULER GLOBAL] Mahasiswi Indonesia Meninggal di Jerman | UNESCO Setuju Usul Indonesia

[POPULER GLOBAL] Mahasiswi Indonesia Meninggal di Jerman | UNESCO Setuju Usul Indonesia

Global
Peneliti Eropa: Lirik Lagu Masa Kini Lebih Marah dan Terobsesi pada Diri Sendiri

Peneliti Eropa: Lirik Lagu Masa Kini Lebih Marah dan Terobsesi pada Diri Sendiri

Global
Dokter yang Kunjungi RS Gaza Tercengang, Kondisi Anak-anak Palestina Begitu Miris

Dokter yang Kunjungi RS Gaza Tercengang, Kondisi Anak-anak Palestina Begitu Miris

Global
Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Global
Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Global
Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Global
Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com