Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[Biografi Tokoh Dunia] Alexei Navalny, Musuh Bebuyutan Putin yang Tak Tumbang meski Dipenjara dan Diracun

Kompas.com - 24/01/2021, 00:54 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Aksi unjuk rasa yang berujung bentrok masyarakat sipil dan aparat kini terjadi di Rusia. Ribuan pendukung tokoh oposisi turun ke jalan menentang pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin, pada Sabtu (23/1/2021).

Berbeda dengan demo rusuh di Gedung Parlemen Amerika Serikat (AS), massa tidak hanya menyerbu ibu kota Moskwa. OVD Info melaporkan ratusan orang ditangkap di kota-kota timur jauh Rusia seperti di Siberia dan Ural.

Protes massal ini merupakan jawaban atas seruan tokoh oposisi Alexei Navalny yang ditangkap tak lama setelah mendarat di Moskwa pada Minggu (17/1/2021). Hakim menjatuhkan hukuman penjara selama 30 hari kepadanya dengan tuduhan melanggar ketentuan pembebasan bersyarat.

Meski berada di bui, perlawanan terhadap Putin ternyata tidak berhenti. Pada Selasa (19/1/2021) The Anti-Corruption Foundation miliknya merilis video di YouTube tentang “Istana Putin” yang dituding sebagai “suap” terbesar dalam sejarah.

Hingga Sabtu (23/1/2021), video investigasi berdurasi hampir dua jam tersebut sudah ditonton di Youtube sebanyak 70 juta kali.

Laporan tersebut menuduh properti ini terletak di sepanjang pantai Laut Hitam selatan Rusia, berukuran 39 kali Monaco, dengan luas 17.691 meter. Pembangunannya diklaim menelan biaya 1,35 miliar dollar (Rp 19 triliun).

Juru kampanye antikorupsi Alexei Navalny telah lama menjadi tokoh paling menonjol dari oposisi Rusia yang melawan Putin.

Baca juga: Alexei Navalny Ditahan Rusia Saat Mendarat di Moskwa

Fokus pada korupsi

Ketika dia naik ke panggung nasional pada 2010, Navalny membawa jenis oposisi baru terhadap politik Rusia.

Sebagai pengacara, Navalny menantang perusahaan energi Rusia yang besar. Dia membeli saham perusahaan itu dan dengan demikian mendapatkan hak untuk menghadiri rapat pemegang saham.

Dia menggunakan akses itu untuk menentang kepemimpinan perusahaan dan merilis dokumen yang menunjukkan penyimpangan.

Kemudian, pria yang sempat mengenyam pendidikan di Yale AS ini membentuk The Anti-Corruption Foundation yang mengumpulkan laporan warga tentang praktik korupsi.

Navalny memperkuat perjuangan anti korupsinya pada 2011. Dia menyebut Partai Rusia Bersatu besutan Putin penuh dengan "penjahat dan pencuri".

Secara terang-terangan dia menuding Putin sudah menggerogoti kekayaan masyarakat dan bangsa Rusia dengan bentuk "negara feodal" yang memusatkan kekuasaan di Kremlin.

Tidak bekerja sendiri, Navalny menjalin hubungan di berbagai oposisi dengan tujuan mereformasi Putinisme.

Baca juga: Presiden Putin: Alexei Navalny Akan Mati, Jika Rusia Dalang yang Meracuninya

Perlawanan inovatif oposisi

Dia menyuarakan keprihatinan masyarakat umum dan mampu menemukan kesamaan di antara aktivis nasionalis dan liberal. Gerakannya juga mendorong agar Presiden Vladimir Putin disingkirkan melalui pemilihan, sambil mengartikulasikan visi baru untuk Rusia.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com