Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joe Biden Serukan Ancaman dari Dalam Negeri, Sebut Kemunculan Gerakan Ekstremis Domestik

Kompas.com - 23/01/2021, 07:26 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Al Jazeera

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengarahkan aparat penegak hukum dan intelijen melakukan asesmen penuh terhadap ancaman domestik.

Pernyataan itu disampaikan Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki kepada wartawan pada Jumat (22/1/2021).

"Kami menginginkan analisis berbasis fakta, di mana kami dapat membentuk kebijakan," kata Psaki, sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Pernyataan tersebut dikeluarkan berselang dua pekan setelah kerusuhan dan penyerbuan Gedung Capitol pada 6 Januari oleh pendukung Donald Trump.

Baca juga: Lebih dari 150 Garda Nasional yang Berjaga di Pelantikan Joe Biden Positif Covid-19

Psaki menambahkan, asesmen itu akan digarap oleh Kantor Direktorat Intelijen Nasional yang berkoordinasi dengan FBI dan Kementerian Keamanan Dalam Negeri.

Psaki mengatakan, selain melakukan penilaian ancaman, Gedung Putih juga akan membangun kemampuan di dalam Dewan Keamanan Nasional untuk melawan kelompok-kelompok yang membawa ideologi kekerasan di dalam negeri.

Dia berujar, penyerbuan Gedung Capitol pada 6 januari, beserta korban tewas yang diakibatkannya, menggarisbawahi munculnya ekstremisme kekerasan domestik.

“Itu adalah ancaman keamanan nasional yang serius dan terus berkembang," kata Psaki.

Baca juga: Video Viral Mantan Presiden AS Bill Clinton Tidur Saat Pidato Biden

Psaki menambahkan, pemerintah akan menghadapi masalah tersebut dengan sumber daya, kebijakan, dan penghormatan terhadap kebebasan berbicara dan aktivitas politik yang dilindungi secara konstitusional.

Gedung Putih juga akan mengoordinasikan tugas pemerintah yang relevan untuk meningkatkan dan mempercepat upaya untuk mengatasi masalah tersebut.

Pengumuman tersebut merupakan pengakuan yang gamblang akan adanya ancaman kemanan nasional di dalam negeri.

Keterlibatan Direktorat Intelijen Nasional menunjukkan bahwa pihak berwenang AS sedang berfokus pada ancaman yang cukup besar.

Baca juga: Kumpulan Meme Bernie Sanders yang Tampil Seadanya di Pelantikan Biden

 

Direktorat Intelijen Nasional adalah sebuah kantor yang dibentuk setelah serangan 11 September 2001 untuk mencegah kekerasan dari kelompok garis keras internasional.

Kerusuhan di Gedung Capitol menimbulkan pertanyaan apakah aparat keamanan nasional memiliki perangkat yang memadai untuk mengatasi ancaman kelompok garis keras domestik.

Pasalnya, aparat keamanan AS sebelumnya sangat agresif memerangi ancaman dari kelompok-kelompok teroris asing dan pengikutnya di AS.

Direktur FBI Chris Wray mengatakan pada tahun lalu bahwa sepanjang 2020, kekerasan paling mematikan datang dari aktivis anti-pemerintah.

Lebih dari 150 orang menghadapi dakwaan akibat kerusuhan di Gedung Capitol, termasuk seorang pria yang difoto mengenakan kemeja "Kamp Auschwitz".

Baca juga: Demo Ricuh Melanda 2 Kota AS Beberapa Jam Usai Pelantikan Joe Biden

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com