Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Analisa Ahli Soal Pilihan Kata Dalam Pidato Pelantikan Biden

Kompas.com - 21/01/2021, 21:39 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Joe Biden akhirnya resmi menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) ke-46 setelah dilantik di tengah kekhawatiran keamanan Gedung Capitol AS.

Pengukuhan dan pidato kepresidenannya disampaikan tepat tiga minggu pasca kerusuhan mematikan di tempat itu.

Dalam pidato pengukuhannya, Presiden Joe Biden menggunakan kata "demokrasi" lebih sering dari pada pidato pelantikan lainnya dalam sejarah AS.

“Ini adalah harinya Amerika. Ini adalah hari demokrasi,”kata Biden di awal pidatonya.

“Keinginan rakyat telah didengar, dan keinginan rakyat telah diperhatikan. Kami telah belajar lagi bahwa demokrasi itu berharga. Demokrasi itu rapuh. Dan pada jam ini, teman-teman saya semuanya, demokrasi telah menang."

Biden menggunakan kata itu 11 kali di seluruh pidatonya.

Jumlah itu di atas jumlah kata “demokrasi” dalam pidato dari Harry Truman yang mengatakannya sembilan kali dalam pidato 1949. Presiden Franklin D. Roosevelt, juga melakukan hal yang sama selama upacara pelantikan ketiganya pada 1941, menurut analisis CNBC tentang pidato dari Proyek Kepresidenan AS.

Proyek ini merupakan arsip dokumen publik yang dikelola oleh University of California, Santa Barbara.

Baca juga: Badan Intelijen AS untuk Pertama Kalinya Dipimpin Seorang Wanita, Ini Pilihan Biden

“Yang menarik bagi saya tentang hal itu adalah dia memulai dan mengakhiri dengan demokrasi,” kata Bill Antholis, Direktur dan CEO Miller Center, afiliasi non-partisan dari University of Virginia.

Antholis, yang merupakan mantan Direktur Pelaksana di Brookings Institution dan bertugas di pemerintahan Clinton, mengaitkan tema pidato Biden dengan kerusuhan Gedung Capitol dan peristiwa-peristiwa sebelumnya.

"Saya pikir ini adalah pidato yang sangat berbeda dari yang akan ditulis jika Trump mengakui kekalahan pada pagi hari tanggal 4 November," kata Antholis.

"Dan karena kerusuhan menyerang simbol fisik dan kunci proses demokrasi kita, Biden berbicara pada momen yang sangat terkini."

Antholis mencatat bahwa istilah "demokrasi" menjadi lebih umum digunakan dalam pidato politik selama abad ke-20. Tepatnya sekitar masa kepresidenan Woodrow Wilson, yang dimulai pada 1913.

Sebagai seorang mantan profesor ilmu politik, Wilson benar-benar memberi pemaknaan dalam istilah tersebut. Antholis mengatakan bahwa Truman dan Roosevelt melihat diri mereka sebagai "Wilsonian", yang mungkin menjelaskan penggunaan frasa itu.

Baca juga: Baru Dilantik, Biden Langsung Bawa AS Kembali Ikuti Perjanjian Paris

Pidato Rabu (20/1/2021) juga sangat kontras dengan pidato pengukuhan Presiden Donald Trump empat tahun lalu, ketika Trump berbicara tentang "pembantaian Amerika."

"Salah satu hal yang mencolok adalah kenormalan dari upacara yang sangat mengharukan dan cara Biden berbicara tentang demokrasi sebagai hal yang abadi," kata Michael Waldman, presiden Brennan Center for Justice di NYU School of Law dan mantan direktur penulisan pidato untuk Presiden Bill Clinton.

"Gambar-gambar yang disampaikan oleh kata pembantaian itu mengerikan," kata Kathleen Kendall, seorang profesor riset komunikasi di Universitas Maryland.

“Biden melakukan yang sebaliknya. Saya akan mengatakan bahwa poin utamanya adalah bahwa Amerika telah diuji dan telah bangkit untuk menghadapi tantangan."

Menurutnya, kata-kata seperti "Amerika," "demokrasi", dan "persatuan," yang semuanya digunakan Biden, adalah kata-kata yang dipandang baik oleh kebanyakan orang Amerika, dan ditanggapi secara positif.

Baca juga: Berusaha Kembalikan Martabat, Begini Ancaman Biden untuk Birokrat yang Tak Jaga Tata Krama

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com