WASHINGTON, KOMPAS.com - Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45 Donald Trump untuk melewatkan pelantikan Joe Biden, menimbulkan masalah soal sistem keamanan nuklir AS.
Melansir The Sun pada Rabu (20/1/2021), AS dipaksa menjalankan taktik perang karena penyerahan tradisional kode nuklir Presiden dibatalkan. Hal ini jelas menimbulkan masalah logistik serius bagi para pemimpin militer.
Masalahnya, Trump yang saat itu masih menjadi Presiden AS meninggalkan Washington DC sekitar pukul 8 pagi untuk terbang ke tanah miliknya di Florida, Mar-a-Lago.
Sebagai presiden, ia akan membawa “bola nuklir” bersamanya. Jika Trump meninggalkan “bola nuklir” dan kode, itu akan menjadi penyimpangan besar dari protokol.
Dalam kondisi normal, bola nuklir, yang berisi semua perlengkapan yang dibutuhkan presiden untuk meluncurkan serangan nuklir, akan diserahkan dari satu asisten presiden ke asisten presiden lainnya pada tengah hari.
Penyerahan itu merupakan bagian pelantikan yang signifikan dilakukan. Selain perangkat berupa koper logam berlapis kulit seberat 45 pon tersebut, kartu berisi kode otentikasi, yang dikenal sebagai "biskuit nuklir" juga harus diserahkan kepada Presiden baru.
Baca juga: Iran Lega karena Tiran Trump Sudah Keluar dari Gedung Putih
Pensiunan Letnan Kolonel Angkatan Udara Buzz Patterson, yang membawa “bola nuklir” untuk mantan Presiden Bill Clinton, mengatakan kepada Business Insider, "Agar proses dapat berjalan, harus ada tanggung jawab yang jelas dalam peralihan.
"Kami menggunakan taktik perang dalam hal ini, dan kami mempraktikkannya tanpa henti selama bertahun-tahun. Kami tidak menganggap enteng hal ini."
Dengan penyerahan yang biasa tidak dapat dilakukan, para pejabat harus mencari solusi yang rumit untuk memastikan penyerahan nuklir berjalan mulus.
Stephen Schwartz, seorang rekan senior bukan penduduk di Bulletin of the Atomic Scientists, mengatakan kepada CNN bahwa situasi yang tidak biasa itu berarti perubahan pada protokol bola nuklir biasa.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan