Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Lega karena "Tiran" Trump Sudah Keluar dari Gedung Putih

Kompas.com - 21/01/2021, 14:28 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com - Iran melalui Presiden Hassan Rouhani sangat lega dan senang, sebab Donald Trump yang disebutnya "sosok tiran" sudah pergi dari Gedung Putih.

Rouhani menyatakan, kini keputusan ada di tangan Presiden AS yang baru, Joe Biden, untuk kembali berdialog terkait perjanjian nuklir.

Biden yang dilantik pada Rabu (20/1/2021) mengisyaratkan, dia siap untuk membuka perundingan dengan respublik Islam itu.

Baca juga: AS Kirim Pengebom B-52 ke Timur Tengah, Iran Beri Kritik Pedas

"Sebuah era tiran telah berakhir hari ini (Rabu). Berakhir juga pemerintahannya yang mengerikan," ujar Rouhani yang disiarkan televisi.

Rouhani melabeli Trump sebagai sosok yang tidak menghasilkan apa-apa selama empat tahun pemerintahannya, kecuali ketidakdilan dan korupsi.

Selain itu, Rouhani juga menyebut sosok mantan presiden 74 tahun itu hanya membuat masalah baik bagi AS maupun dunia.

Selama 2017-2021, Trump menetapkan "tekanan maksimum" kepada Iran, dimulai dengan keluar dari perjanjian nuklir 2015.

Pemerintahannya menghujani Teheran dengan serangkaian sanksi yang menargetkan penjualan minyak dan perbankan, membuat ekonomi negara itu alami resesi.

Perjanjian nuklir 2015, diteken ketika Biden menjadi wakil Barack Obama, menetapkan aktivitas nuklir Iran sebagai imbalan pengurangan sanksi.

Baca juga: Perancis Tuduh Iran Kembangkan Senjata Nuklir, Ini Jawaban Teheran

Sejak 2019, negara itu mulai menanggalkan sejumlah kesepakatan sebagai balasan atas penarikan sepihak Washington.

"Tempat sampah sejarah"

Selain Rouhani, Menteri Luar Negeri Mohammed Javad Zarif berkicau menyindir Trump dan kroninya setelah Joe Biden dilantik.

"Trump (Menteri Luar Negeri Mike) Pompeo, dan kroninya akan masuk tempat sampah sejarah secara memalukan," kecam Zarif dikutip oleh AFP.

Zarif menuturkan sejumlah kejahatan yang dilakukan pemerintahan Trump, seperti membunuh komandan top Qasem Soleimani, akan terus dikenang.

Baca juga: Pengawal Revolusi Iran Gencar Latihan Militer di Tengah Ketegangan Tinggi dengan AS

Sementara Rouhani mendesak Biden untuk segera kembali ke Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA), perjanjian nuklir yang ditinggalkan Trump.

Teheran menyerukan agar Washington terlebih dahulu mengangkat sanksi, sebelum mereka berkomitmen lagi terhadap JCPOA.

Calon Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken kepada Senat berkata, pemerintahan Biden pada dasarnya siap untuk kembali ke meja perundingan.

"Kini, bola ada di tangan AS. Jika mereka kembali ke perundingan, maka sikap kami juga positif," ujar Rouhani.

Baca juga: Menlu AS Sebut Iran sebagai Bajak Laut di Selat Hormuz

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com