WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Militer AS dilaporkan meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas musuh, dengan semakin dekatnya pelantikan Joe Biden.
Pihak Pusat Komando Militer Nasional AS menyatakan, mereka akan lebih memerhatikan laporan intelijen mengenai potensi gerakan bersenjata.
Baca juga: Jelang Pelantikan Biden, Trump Meninggalkan Gedung Putih untuk Terakhir Kalinya
Selama beberapa hari terakhir, pejabat di Kementerian Pertahanan AS menuturkan mereka belum melihat gerakan dari Iran maupun Korea Utara.
Sumber internal Pentagon mengungkapkan, Kepala Staf Gabungan menggelar pertemuan rahasia terakhir pada Jumat pekan lalu (15/1/2021).
Mereka membahas mengenai rencana penindakan jika terjadi krisis keamanan nasional, baik di AS maupun luar negeri saat pelantikan Biden.
Dilansir CNN Rabu (20/1/2021), para kepala staf sudah memersiapkan langkah jika musuh menganggap AS sangat rentan.
Apalagi, pada 6 Januari lalu terjadi kerusuhan di Gedung Capitol, saat Kongres AS mengesahkan kemenangan Biden.
Karena itu, pihak militer disebut bakal berkoordinasi dengan penegak hukum setempat jika ada tanda-tanda kelompok ekstresmi AS bergerak.
Pejabat di Angkatan Darat maupun Garda Nasional dilaporkan berkontak dengan Biro Penyelidik Federal (FBI) dan Secret Service.
Mereka ingin memastikan 25.000 tentara Garda Nasional yang ditempatkan di Washington DC saat pelantikan sudah terjaga.
Selain itu, para pejabat pertahanan dan keamanan ingin memastikan segala informasi sudah tersampaikan dengan baik.
Baca juga: Jelang Pelantikan Biden, Washington DC Berubah Jadi Medan Perang
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan