Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Tanggapan Biden Saat Trump Tiba-tiba Cabut Larangan Perjalanan Covid-19

Kompas.com - 19/01/2021, 12:34 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Bloomberg

Penelitian DNA lanjutan kemudian menunjukkan jenis baru virus juga beredar di negara lain, termasuk AS.

Baca juga: Tawa dan Lega, Suasana Transisi Kekuasaan di Gedung Putih Jelang Pelantikan Biden

Langkah itu juga dilakukan ketika AS telah melaporkan lebih dari 24 juta kasus virus corona, dan kematian hampir 400.000 orang AS yang terinfeksi penyakit tersebut.

Baru-baru ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) juga mewajibkan tes Covid-19 negatif bagi orang-orang yang tiba di AS dari negara lain.

Meski tidak secara langsung terkait dengan larangan perjalanan, langkah ini dilihat sebagai cara pembatasan keamanan, yang diharapkan memungkinkan dimulainya kembali perjalanan.

CDC berdalih virus telah merajalela dalam lonjakan terbaru di AS. Maka para ahli menyimpulkan mengizinkan orang masuk kembali ke AS dari negara lain tidak akan menimbulkan risiko yang signifikan.

“Terutama dengan persyaratan pengujian baru,” kata salah satu orang yang akrab dengan perdebatan tersebut.

Martin Centron, direktur divisi migrasi dan karantina global CDC, mengatakan pekan lalu bahwa langkah-langkah pengujian baru akan memungkinkan perluasan perjalanan.

“Melindungi kesehatan publik global sambil meminimalkan gangguan pada perjalanan dan perdagangan pada dasarnya adalah tujuan kami,” kata Centron.

"Perintah pengujian ini benar-benar telah mendapat pengakuan dan langkah lanjutan ke arah itu."

Menurutnya, penghapusan larangan perjalanan tidak akan sepenuhnya membebaskan orang untuk bepergian ke semua tujuan.

Inggris, misalnya, masih mewajibkan orang untuk mengisolasi diri saat tiba, yang membuat semuanya mustahil untuk bepergian ke sana untuk bisnis atau liburan.

Baca juga: Biden Akan Cabut Beberapa Kebijakan Trump di Hari Pertama sebagai Presiden AS

Pembatasan awal

Pembatasan pertama kali diberlakukan pada 11 Maret di hari-hari awal pandemi setelah Trump mengumumkan larang masuk ke hampir semua warga non-AS, yang telah melakukan perjalanan ke 28 negara Eropa, Cina dan Iran.

Aturan itu diperluas untuk Brasil pada 25 Mei 2020.

Larangan tersebut berlaku untuk setiap warga negara asing yang pernah berada di salah satu negara tersebut dalam 14 hari sebelumnya.

Dalam beberapa bulan, maskapai penerbangan mulai mencari cara untuk mengurangi larangan atau menghapusnya sepenuhnya, karena melumpuhkan rute menguntungkan mereka melintasi Atlantik Utara.

“Bahkan ketika jumlah penumpang meningkat secara bertahap, perjalanan melintasi Atlantik berjalan sekitar 15 persen dari tempat itu setahun yang lalu,” menurut Airlines for America.

Sebagai perbandingan, lalu lintas domestik dalam beberapa minggu terakhir berkisar antara 40-50 persen tahun lalu.

Baca juga: Pada Hari Pelantikan, Biden Akan Ubah Aturan Trump Soal Larangan Masuk bagi Beberapa Negara Muslim

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com